Tapi bendera-bendera itu bukan Sang Merah Putih. Melainkan bendera berlogo perkumpulan mereka.
 Ah, ia telah terlupakan.
Perasaan sedih bercampur lelah mulai menghinggapi. Tapi aku tak boleh menyerah.Â
Kali ini kususuri pesisir pantai. Berharap melihatnya berkibar gagah di sepanjang perkampungan para nelayan. Â
Sepi. Tak ada perayaan kemerdekaan.
"Ini seabad negeri kita merdeka. Mengapa tak kulihat kibaran bendera Merah Putih di sini?" aku menghampiri seorang nelayan yang tengah merajut jala.
"Benarkah? Maaf kami lupa. Yang kami ingat hanya bagaimana agar jala-jala ini bisa menjaring banyak ikan. Agar kami bisa memenuhi kebutuhan perut yang sepenuhnya belum merdeka," sahut sang nelayan tanpa menoleh ke arahku.
Aku terdiam.Â
Perlahan aku berbalik badan. Meninggalkan pesisir pantai. Menuju perkotaan.
Gedung-gedung menjulang tinggi. Megah.
"Tuan, ini seabad kemerdekaan negeri kita. Mengapa tak ada kibaran bendera pusaka di depan kantormu?" aku memberanikan diri mencegat seorang laki-laki berdasi. Â