Tiba-tiba sesuatu menyentuh kepalaku. Lembut.
"Mas, bangun. Ada upacara kemerdekaan di kantor, bukan? Buruan nanti terlambat," istriku membangunkanku. Aku menyibakkan selimut. Menatap dalam-dalam wajah perempuan di sampingku.
"Ratih, belajarlah menjahit bendera Merah Putih ya," ujarku serius. Ratih terperangah.
"Pada peringatan seabad Indonesia Merdeka kelak, aku tak ingin anak-anak kita berlari-lari mengejar Sang Merah Putih," tanganku meraih pinggang Ratih. Mengelus perut buncitnya.
"Oh, aku mengerti. Mimpimu barusan tentu sangat mengerikan," Ratih mengulum senyum. Aku mengangguk.
Dan ketika menyibak tirai jendela, aku menarik napas lega. Sang Merah Putih masih berkibar gagah di sepanjang jalan.Â
Pagi ini peringatan HUT RI ke- 71. Semoga di peringatan seabad kemerdekaan nanti, aku masih bisa melihatmu, doaku. Bersungguh-sungguh.
***
Malang, 17 Agustus 2016
Lilik Fatimah Azzahra
*Dirgahayu RI ke-71