Kuharap ada yang memungutnya, dan membungkus kepingan-kepingan itu dengan sajadah, memeluknya, dan membawanya entah....
Di antara beku yang membungkus selubung hati, kuingin pisau mengikis semua karat yang melekat, pada semua perdu yang terlewat, menghitung dosa di antara dosa yang terlewat....
Â
***Â
"Mirah!"Â
Ah, lagi-lagi suara itu.
"Laki-laki itu ngotot ingin bertemu denganmu!"
"Kan sudah kubilang aku lagi berhalangan, Mi."
"Tahulah! Katanya ia cuma ingin ngobrol denganmu," wajah Mami sedikit memberengut.Â
Aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi urung.
Lelaki yang dibicarakan Mami sudah berdiri di hadapanku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!