Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Desember, Hujan, dan Kenangan

17 Desember 2015   15:23 Diperbarui: 17 Desember 2015   15:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi niat itu kuurungkan, Bay. Karena tetiba kulihat di setiap bulirnya terpantul wajah manismu. Memapar senyum rindu menggodaku.

"Bay...," setengah sadar aku berucap.

"Selamat pagi, Ra!" kau mengedipkan matamu, nakal.

"Bay, mimpikah aku?" aku tak mempercayai pandanganku. Kau tertawa. Renyah. Hujan pun ikut tertawa.

"Tunggu, pasti ini hanya mimpi," aku menggeser tubuhku. Merapat pada bibir jendela.

Angin bertiup kencang. Bulir hujan meliuk menggelinjang menyentuh wajah piasku. Terasa hangat. Oh, bukan. Lebih dari sekedar hangat. Karena sesaat kurasakan darahku bergelegak. Sesaat, Bay. Ketika dalam bulir bening itu kau mendaratkan ciuman bertubi di kedua katup bibirku.

"Cukup, Bay! Jangan lakukan ini. Jangan biarkan aku selamanya terjebak mimpi tak berkesudahan," aku menghapus percik hujan di wajahku. Mataku nanar.

Sepi. Tak ada sahutan. Yang terdengar hanya gemericik hujan mengiringi ketiadaanmu.

 

***

 Malang, 17 Desember 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun