"Lidah saya yang bercabang ini, Tuanku, sangat berbahaya. Hati-hati jika bicara dengan saya. Saya ahli memelintir kata-kata, zzzz...." Ular mendesis sambil meringis.
"Oke, bagaimana dengan dirimu Serigala?"
"Aha, saya masih tetap Serigala berbulu Domba, Baginda. Banyak yang tertipu oleh mulut manis dan janji-janji muluk saya, hihihi...." Serigala menyeringai.
"Keren! Pertahankan itu," Harimau manggut-manggut.
"Giliranmu, Badak!"
"Seperti Tuanku ketahui, muka saya tetap muka badak, tidak tahu malu...." si Badak cengengesan.
"Bagus!" Harimau mengangkat jempol kakinya.
Seluruh satwa maju satu persatu melaporkan keahliannya masing-masing. Ketika tiba giliran Kerbau, seperti biasa ia hanya diam plonga-plongo.
"Kau tidak usah memamerkan kebodohanmu itu, Kerbau!" Harimau membentak. Seluruh satwa tertawa. Si Kerbau hanya menundukkan kepala.
"Pertemuan usai!" suara lantang Harimau menggema. Para satwa pun bubar menuju sarangnya masing-masing.
***