Tuh, kan, sudah pohia malah mau dipegang-pegang lagi!
"Eh, stop! Oke, hidung saya ini palsu. Jangan sentuh, nanti rusak!" saya berseru panik. Waria itu terbelalak. Ia menatap saya dengan takjub. Lalu menyodorkan secarik kertas dan pensil.
"Tulis di sini alamat dokternya, ya, Sis...."Â
Saya segera menulis nama dokter dan alamat di atas kertas yang disodorkan ke arah saya. Saya terpaksa melakukannya demi menyelamatkan hidung asli ini dari jarahan waria edan itu.
Sepanjang perjalanan pulang anak saya tertawa terpingkal-pingkal. Meski dongkol setengah mati saya akhirnya ikut tertawa juga. Asal tau aja.... Nama dokter dan alamat yang saya berikan kepada waria itu, tak lain dan tak bukan adalah nama dokter ahli kandungan kenalan saya.
Selamat pagi dan selamat berwiken...:)
Â
***
Malang, 31 Oktober 2015
Lilik Fatimah Azzahra
Â