Mendengar perkataan kakek tua tersebut hatiku terenyuh, sebab aku salut dengan beliau walaupun sudah tua selalu bersyukur atas apa yang dirasakannya. Aku banyak belajar dari kakek tua tersebut, karena selama ini aku terlalu banyak mengeluh dalam bekerja apalagi jika pekerjaan numpuk dan juga apabila tender selalu gagal, itu sudah pasti hatiku selalu putus asa. Ternyata hujan-hujan bersama kakek tua ini membuatku sadar betapa pentingnya bersyukur.
Setengah jam lebih hujan akhirnya reda, uang yang ada didalam genggamanku pun tetap masih ku pegang karena memang ku berniat memberikan sebagian rizkiku kepada kakek tua ini.
"kek...saya berangkat ya, makasih kek sudah diperbolehkan istirahat disini"
"Iya....nak sama-sama"
"kek tolong sekali lagi pegang ya uangnya" Â Sambil ku genggamkan ketanganya, kemudian aku menayalakan motor dan bergegas melanjutkan perjalananku ketempat kerja.
"hey....nak....ya sudah.....Makasih" si kakek sambil melambaikan tangannya kearahku.
"sama-sama kek..." Jawabku yang agak tidak terdengar dengan ramainya kendaraan-kendaraan yang sedang melanjutkan perjalanannya  juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H