Selain pintu antar gerbong, dilakukan juga penguncian pintu masuk pada pintu yang dekat dengan lokasi penguncian antar gerbong sehingga akses keluar masuk adalah pintu yang dekat dengan pintu antar gerbong tidak dilakukan penguncian. Pintu masuk yang terbuka diberi tanda lampu tertentu agar calon penumpang dapat mengetahui pintu masuk. Penguncian pintu antar gerbong menggunakan penguncian otomatis, sehingga masih dapat dilalui oleh petugas yang berwenang menggunakan ID card ataupun jika penumpang dapat melalui menggunakan pembacaan qcr tiket.
Aspek ini dapat diringkas dalam bebapa poin berikut:
- Pintu antar gerbong dikunci otomatis tiap dua gerbong.
- Pintu otomatis dapat terbuka dengan ID card petugas sehingga masih bisa dilalui oleh petugas yang berwenang atau qcr tiket penumpang.
- Pintu masuk dikonsentrasikan di sambungan gerbong yang tidak dikunci. Pintu diberikan lampu khusus agar membedakan dengan pintu yang tertutup. Pintu tertutup dapat digunakan untuk turun penumpang.
Petugas Kemanan, Manifest dan Pemeriksaan
Beberapa petugas keamanan di beberapa perusahaan saat ini lebih diberdayakan dengan penugasan tambahan sebagai front-liner. Petugas keamanan tidak hanya menjaga keamanan tetapi sebagai garis depan, menyambut konsumen, menanyakan keperluannya dan membuat daftar hadir atau nomor antrian.
Inovasi yang penulis usulkan adalah petugas kemanan berjumlah dua orang (asumsi masing-masing gerbong satu penjaga) menjaga di tiap gerbong dan memiliki tempat duduk khusus dekat pintu masuk terbuka dan saat kereta berhenti untuk menaikan penumpang, petugas turun di depan pintu melakukan pengecekan tiket dan ceklist daftar penumpang dan mempersilahkan penumpang untuk naik. Karena alat atau gadget sebenarnya sudah terjangkau dan sistem reservasi PT KAI sudah memadai, maka petugas hanya perlu membaca kode di tiket, semudah invite BBM via scan kode qr.
Daftar penumpang dan tujuan turun terdata dengan baik yang digunakan sebagai data audit petugas pemeriksa penumpang yang memeriksa jumlah penumpang sesuai dengan data. Petugas pemeriksa tidak perlu mengganggu penumpang yang sedang istirahat.
Aspek ini dapat diringkas dalam bebapa poin berikut:
- Tiap gerbong memiliki petugas yang bertanggung-jawab. Menerapkan standardisai pelayanan yang ramah tapi tetap tegas. Mampu menyelesaikan permasalahan gangguan atau perselisihan antar penumpang.
- Pemeriksaan penumpang dilakukan saat penumpang akan naik kereta. Penumpang otomatis terfoto saat pembacaan barcode untuk data visual penumpang yang akan berguna pada kondisi tertentu.
- Petugas pemeriksa kantor atau staff dari kepala perjalanan kereta cukup memeriksa kesesuaian penumpang dengan data dari sistem reservasi.
- Karyawan PT KAI yang tidak bertugas untuk kereta yaitu menumpang karena tugas untuk diantarkan ke stasiun tertentu tetap melapor dalam sistem dan diberi ijin kepala perjalanan. Hal ini untuk memastikan keakuratan manifest.
Posisi Kereta, Antrian Penumpang dan Alat Bantu Naik
Alat bantu naik yang dimiliki oleh stasiun berbentuk tangga yang memiliki roda sehingga dapat dengan mudah dipindahkan. Alat bantu ini digunakan pada peron yang ketinggianya rendah, karena tidak semua stasiun memiliki fasilitas peron yang standar untuk naik turun penumpang. Selama ini alat bantu naik sudah tersedia di stasiun. Hampir sering alat bantu tersebut tidak dipergunakan kecuali ada petugas yang kebetulan dekat dan sukarela membantu.
Dengan menerapkan aturan pembatasan ruang kereta dan pintu masuk khusus, maka stasiun harus dapat menunjukan lokasi yang presisi sehingga penumpang dapat tahu harus berdiri di mana untuk menaiki gerbong sesuai tiket yang dimiliki.
Apakah hal ini memungkinkan?