Simbol Perlawanan
Sayangnya gerak cepat Anies dalam penanganan virus corona itu seolah tidak ikhlas alias pamrih. Tak jarang momentum gerak cepatnya ini justru dijadikan "senjata" oleh dirinya untuk menyalahkan kebijakan pusat yang lamban.
Â
Hal inilah yang yang kemudian di politisasi oleh para pendukungnya, (pihak-pihak yang kontra pemerintah Jokowi) bahwa Anies Baswedan adalah sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan pemerintah pusat.
Anies seolah memiliki caranya sendiri dalam menangani virus corona. Â Dia selalu merasa dirinya paling cekatan dan paling mumpuni, jika penanganannya terlihat kedodoran ia dengan sigap akan mencari pihak untuk disalahkan.
Baiklah, Anies memang dianggap paling cekatan dalam penanganan dan pencegahan virua corona. Namun, jikapun demikian bukan berarti dia bebas mengungkapkan kelemahan pemerintah pemerintah pusat ke sembarang pihak. Apalagi media asing.
Harusnya sebelum bicara, dia lebih dulu memikirkan dampak baik buruknya. Bukankah jika ini diamini oleh kalangan di luar sana akan menjadi preseden buruk bagi negara.
Sejatinya dalam situasi yang sedang sama-sama didera masalah, masing-masing pihak bukan saatnya untuk saling salah-menyalahkan. Melainkan membangun sinergi dan kerjasama agar penyebaran virus corona secepatnya bisa dipatahkan.
Saya kira, kalau Anies berpikir untuk kebaikan bangsa dan negara, tentunya tidak akan sudi mengungkapkan aib pemerintah pusat kepada media asing. Lain halnya, kalau diam-diam dia hanya ingin mencari panggung sendiri. Niat hati menyerang pemerintah pusat dengan Menkes Terawan yang jadi "kambing hitamnya".
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H