DALAM beberapa hari terakhir, nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali menjadi bahan pergunjingan publik, khususnya warganet.
Hal tersebut tak lepas dari pengakuannya kepada Surat Kabar Australia, The Sidney Morning Herald, bahwa sejak tanggal 6 Januari 2020 dirinya bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah waspada dan sigap dalam penanganan virus corona atau covid-19 yang saat itu masih disebut pheunomia Wuhan.
Bahkan, masih diakui Anies dalam wawancaranya dengan media asing dimaksud mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit di Jakarta dan menyediakan nomor hotline di 190 rumah sakit yang berada di wilayah kekuasaannya.
Tak hanya mengungkapkan kesigapannya, dalam kesempatan itu Anies juga mengaku sempat merasa frustasi pada Kementrian Kesehatan yang seolah menghalang-halangi niat dirinya dalam penanganan virus corona.
"Dan ketika jumlahnya terus bertambah, saat itu kami tidak diizinkan untuk melaksanakan tes. Jadi, ketika ada kasus baru, kami mengirim sampel ke laboratorium nasional (pemerintah pusat)," kata Anies dalam wawancara itu. Dikutip dari CNNIndonesia.
Saya agak kurang percaya jika Anies memang telah bergerak cepat dan sigap dalam penanganan virus corona sejak 6 Januari 2020. Maaf saja, kala itu bukankah dia dan jajaran Pemprov DKI Jakarta tengah disibukan dengan penanganan banjir.
Bahkan, banjir yang terjadi di Jakarta kala itu seolah saling susul menyusul hingga penghujung Februari 2020. Namun, terlepas benar tidaknya pengakuan Anies kepada media asing Australia soal penanganan virus corona yang sudah dilakukannya sejak 6 Januari 2020 lalu.Â
Saya lebih tertarik dengan pengakuan Anies yang frustasi atas kinerja Kementrian Kesehatan yang dikomandoi oleh Menkes Terawan Agus Putranto.
Dalam hipotesa sederhana saya, rasanya Anies sebenarnya ingin mengatakan atau sedang menyindir kebijakan pemerintah pusat. Sementara Menkes Terawan hanya dijadikan "kambing hitam" dalam hal ini.
Memang tidak dipungkiri, saat virus corona sudah menyebar ke berbagai negara di dunia, bahkan diantaranya sudah menyerang negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Singapura, Malayasia dan Thailand. Menkes Terawan kekeuh dengan sikapnya bahwa virus corona tidak akan menyerang warga Negara Indonesia. Dalihnya, masyarakat di tanah air sudah kebal karena kekuatan doa.