"Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan anggaran dalam bentuk Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 5,032 Triliun dalam rangka penanganan Covid-19," kata Anies dalam keterangan pers pada Kamis (7/5/2020) malam. Dikutip dari Kompas.com.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk penanganan tiga sektor, yakni penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi, dan penanganan jaring pengaman sosial (termasuk bansos). Karena masuk dalam BTT, maka anggaran itu bisa digunakan jika dibutuhkan termasuk saat pandemi seperti ini.
"Dapat digunakan sewaktu-waktu dan apabila dibutuhkan jumlahnya dapat juga ditambahkan," kata dia.
Masih dikutip dari Kompas.com, lanjut Anies, pendistribusian bansos tahap pertama diberikan kepasa 1.194.633 Kepala Keluarga (KK) di DKI Jakarta. Berisi kebutuhan pokok untuk digunakan selama 1 minggu.
Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang dalam proses pendataan untuk distribusi bansos tahap dua.
Statement yang disampaikan olen mantan Rektor Universitas Paramadhina Jakarta ini, seolah ingin menginformasikan terhadap masyarakat bahwa mereka tidak usah khawatir dengan stok bantuan yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta. Sekaligus ingin mengcounter Menkeu Sri Mulyani, bahwa yang diungkapkannya tersebut tidak benar.
Dengan adanya respon Anies, atau penulis lebih suka menyebutnya dengan counter attack, akankah Sri Mulyani mampu merespon kembali dengan membuktikan bahwa yang diungkapkannya beberapa waktu lalu tidak mengada-ada. Atau, malah sebaliknya. Sri mulyani diam dan tak berkutik.