Said Didu tidak lari. Dia akan tetap melawan dengan tenang dan pasti. Ratusan tim advokasi yang siap membelanya bagaikan pasukan sukarela dan siap berjuang bersama.
Banyak pihak menganggap bahwa LBP adalah lawan yang sangat kuat dan ditakuti. Benarkah?Â
Rasanya belum tentu juga. LBP tidak sekuat yang orang kira. Dia adalah orang yang takut pada bayangannya sendiri. Bukti, melaporkan Didu saja harus diwakili kuasa hukum. Padahal ini kasus pidana. Bukan perdata yang bisa dijalankan dengan main wakil-wakilan.
Tentu saja pertarungan diantara keduanya akan berjalan seru. Karena peta kekuatan sudah mulai bergeser. Karena pasukan Muhamad Said Didu sudah jauh lebih kuat.
Jadi, sekali lagi jangan terkecoh dengan pergerakan Said Didu. Dia tidak jiper, tapi coba memainkan ritme dengan santuy sambil terus menghimpun kekuatan. Untuk kemudian menyerang dan skak mat.
Ruhut dan Ferdinand Kudu Hati-hati!
Dalam perseteruan antara Said Didu dengan LBP, sebagaimana diketahui ada pihak dari luar arena yang ikut memanas-manasi suasana. Bahkan, reaksinya melebihi pihak LBP sendiri yang menempatkan dirinya sebagai pihak korban.
Diantara pihak yang turut memperkeruh suasan ini adalah politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean dan politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul.
Entah apa kepentingan dua politisi ini sehingga bereaksi berlebihan. Seolah pihaknyalah yang merasa dirugikan oleh sikap Said Didu.
Di saat Said Didu bertindak tenang dan belum memenuhi panggilan polisi, kedua politisi ini menganggap atau lebih tepatnya mengejek, bahwa Didu pengecut, cemen dan nyali kerupuk.
Mereka tidak sadar bahwa ejekannya ini justru akan dengan mudah masuk dalam delik penghinaan.