Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang (kembali) Dr. Li Wen Liang Si Penemu Virus Corona hingga Bencana Nasional Indonesia

21 Maret 2020   11:43 Diperbarui: 21 Maret 2020   12:33 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: The Newyork Times


HARI ini ratusan negara yang tersebar di belahan dunia tengah dicengkram ancaman virus corona (covid-19). Sebuah virus yang sudah menjadi monster pembunuh bagi puluhan ribu jiwa manusia yang tersebar di berbagai negara termasuk Indonesia.

Tidak hanya mampu membunuh korbannya, virus corona benar-benar telah memporak porandakan hampir seluruh sendi-sendi kehidupan di negara-negara terdampak.

Betapa tidak, akibat penyebarannya yang begitu cepat dan masif, tidak sedikit segala aktifitas yang melibatkan banyak orang harus diberhentikan tiba-tiba. Sebut saja kegiatan olah raga, kegiatan keagamaan, kegiatan jual beli dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lainnya.

Hal tersebut terpaksa dilakukan guna menghindar dan mengurangi penyebaran virus lebih merajalela. Dengan harapan  tidak ada lagi korban akibat keganasan virus covid-19.

Namun tahukah sahabat, di balik kegemparan yang disebabkan virus corona, sebenarnya siapakah orang pertama yang menemukan virus ini dan bagaimana awal kisahnya?

Penulis yakin sebenarnya banyak diantara sahabat yang sudah mengetahui hal ini. Tapi, tidak ada salahnya penulis kembali menceritakan asal mula virus corona sekaligus mengenang orang pertama yang mengendus keberaan virus corona hingga akhirnya menjadi korban dari hasil temuannya sendiri.

Adalah dokter Li Wen Liang orang pertama kali yang mengungkap adanya wabah virus corona ini. Dokter muda yang baru berusia 34 tahun itu mulai curiga akan adanya virus baru sejenis SARS di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019 lalu.

Akhir Desember 2019, Li  Wen Liang mengirimkan peringatan ke sesama petugas kesehatan agar berhati-hati menangani pasien yang terkena virus baru yang masih misterius. Ia mengimbau agar mereka memakai pakaian pelindung agar tidak tertular.

Li Wen Liang, dokter mata dari Rumah Sakit Pusat Wuhan ini, menggunakan media sosial untuk memperingatkan rekan-rekannya petugas medis agar berhati-hati ketika menangani penyakit baru yang misterius.

Seperti dilansir CNNIndonesia, Li menemukan kemunculan kasus yang serupa SARS dan diduga berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan. Kemudian dia mengirim pesan berisi peringatan akan patogen itu kepada para koleganya.

Namun, Li tak sadar bahwa tindakannya itu secara tidak langsung telah menemukan varian baru dari virus corona yang kemudian diberi kode 2019-nCoV.

Sayang, sikap Li malah membuat polisi menuduhnya telah memberikan komentar palsu hingga mengganggu ketentraman sosial. Polisi pun meminta Li menandatangani surat dan mengancam akan menangkap Li apabila sang dokter tetap melanjutkan memberikan keterangan yang dianggap meresahkan itu.

Akhirnya, Li membubuhkan cap "Saya bersedia" pada surat tersebut.

Masih dilansir CNNIndonesia, pada akhir Januari, virus corona telah merebak, Li mengunggah surat tersebut ke Weibo dan menceritakan apa yang terjadi. Kemudian, otoritas lokal meminta maaf.

Setelah itu, Li kembali bekerja dan menangani seorang pasien perempuan yang menderita glaukoma. Ia tidak menyadari jika pasien yang dirawatnya mengidap virus corona.

Penularan pun terjadi antar-manusia. Namun, lagi-lagi pemerintah setempat tidak menyadari jika virus corona dapat menular melalui udara. Keesokan harinya, Li mulai mengalami gejala batuk-batuk.

Dokter Li Wen Liang yang pertama kali mengungkap adanya wabah virus corona di Wuhan, meninggal dunia akibat terjangkit virus mematikan itu.

Berita kematian dokter berusia 34 ini sempat simpang-siur, setelah pertama kali dilaporkan Kamis sore (6/2/20). Pihak Rumah Sakit Pusat Wuhan kemudian mengoreksinya dan menyebutkan jantung Dr Li berhenti berdetak pada Pukul 9:30 malam.

Akhirnya Pihak rumah sakit mengkonfirmasikan kematian Dr Li di jejaring sosial Weibo, Jumat pagi (7/2).

"Kami sangat berduka atas kematian Dr Li Wen Liang, dokter mata di RS kami," demikian disampaikan RS Pusat Wuhan.

"Dia meninggal pada pukul 02:58 pagi tanggal 7 Februari 2020, setelah gagal diselamatkan sepenuhnya," katanya.

Itulah sekelumit kisah dokter Li Wen Liang yang menjadi korban oleh virus corona hasil temuannya sendiri. 

Meski hingga sekarang penyebaran virus tersebut masih masif di beberapa negara, sudah sepatutnya kita berterimakasih pada Li Wen Liang. Karena dengan informasi darinya akhirnya China dan negara-negara lainnya jadi jauh lebih waspada.

Tidak bisa dibayangkan apa jadinya jika virus tersebut terus bergerak liar tanpa ada seorangpun yang mengetahui apa dan bagaimana cara penyebarannya, mungkin korban-korban yang diakibatkan virus ini akan jauh lebih banyak.

Indonesia Bencana Nasional virus corona

Setelah beberapa negara lainnya terlebih dahulu mengkomfirmasi bahwa telah terdampak penyebaran virus corona, Indonesia justru baru mengumumkan hal tersebut pada 2 Maret 2020. 

Dengan resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala itu menyatakan bahwa ditemukan dua WNI yang positif terinfeksi kasus corona. Belakangan diketahui bahwa WNI itu berasal dari Kota Depok, Jawa Barat. Kemudian di sebut kasus nomor satu dan dua.

Sejak pengumuman Presiden Jokowi, tanpa diduga jumlah WNI yang terinfeksi positif pandemi virus covid-19, kian hari terus bertambah. Hingga Jumat (20/3/20), jumlah kasus positif corona mencapai 369 pasien dengan 32 diantaranya dinyatakan meninggal dunia dan 17 pasien dinyatakan sembuh.

Dengan kondisi seperti ini dan kemungkinan jumlah kasus positif corona akan terus bertambah, sejak Sabtu (14/3/20), Presiden Jokowi akhirnya menetapkan wabah pandemi virus corona di tanah air sebagai bencana nasional. 

Karenanya Presiden Jokowi juga membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang diketuai oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Gugus tugas tersebut dibentuk dalam rangka untuk mengkoordinasi kapasitas pusat dan daerah

"Sekarang statusnya bencana, undang-undang bencana nomor 24/2007 menyatakan 3 jenis bencana, Bencana Alam, Non Alam, Sosial," demikian disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 dr. Achmad Yurianto dala, keterangan resmi Kementerian Kesehatan. (detikcom).

Akhir kata, penulis hanya bisa berharap agar bencana wabah virus corona ini isa secepatnya berakhir dan sendi-sendi kehidupan di tanah air kembali berjalan normal. Semoga

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun