Sayang, sikap Li malah membuat polisi menuduhnya telah memberikan komentar palsu hingga mengganggu ketentraman sosial. Polisi pun meminta Li menandatangani surat dan mengancam akan menangkap Li apabila sang dokter tetap melanjutkan memberikan keterangan yang dianggap meresahkan itu.
Akhirnya, Li membubuhkan cap "Saya bersedia" pada surat tersebut.
Masih dilansir CNNIndonesia, pada akhir Januari, virus corona telah merebak, Li mengunggah surat tersebut ke Weibo dan menceritakan apa yang terjadi. Kemudian, otoritas lokal meminta maaf.
Setelah itu, Li kembali bekerja dan menangani seorang pasien perempuan yang menderita glaukoma. Ia tidak menyadari jika pasien yang dirawatnya mengidap virus corona.
Penularan pun terjadi antar-manusia. Namun, lagi-lagi pemerintah setempat tidak menyadari jika virus corona dapat menular melalui udara. Keesokan harinya, Li mulai mengalami gejala batuk-batuk.
Dokter Li Wen Liang yang pertama kali mengungkap adanya wabah virus corona di Wuhan, meninggal dunia akibat terjangkit virus mematikan itu.
Berita kematian dokter berusia 34 ini sempat simpang-siur, setelah pertama kali dilaporkan Kamis sore (6/2/20). Pihak Rumah Sakit Pusat Wuhan kemudian mengoreksinya dan menyebutkan jantung Dr Li berhenti berdetak pada Pukul 9:30 malam.
Akhirnya Pihak rumah sakit mengkonfirmasikan kematian Dr Li di jejaring sosial Weibo, Jumat pagi (7/2).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!