PENYEBARAN wabah virus corona (covid-19) memang sudah menjadi momok menakutkan bagi seluruh penduduk di dunia.
Virus yang asalnya dari Wuhan, Provinsi Hubei China ini telah menyerang ke berbagai negara di penjuru dunia termasuk Indonesia.
Merajalelanya virus yang telah menelan ribuan korban jiwa ini hingga melewati ribuan kilometer jauhnya membuat WHO pun merubah status endemi menjadi pandemi virus corona.
Jelas, meningkatnya status virus corona jadi pandemi merupakan kabar buruk bagi siapapun penduduk di dunia maupun tanah air.Â
Lumrah jika dengan kondisi memprihatinkan ini memaksa otoritas tertinggi  di masing-masing negara mengambil langkah serius terkait pencegahan dan penanganan terhadap virus dimaksud.
Salah satu negara yang berani mengambil langkah lock down atau isolasi terhadap seluruh warganya adalah Italia.Â
Negara Pizza mengambil langkah tersebut sebab merupakan negara paling parah dan paling banyak kasusnya di luar China.
Selain Italia, ada Arab Saudi yang tiba-tiba menghentikan visa umroh di seluruh dunia termasuk Indoneia. Otoritas Arab melarang para jemaah dari negara manapun untuk melakukan ibadah di tanah suci sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Indonesia sendiri sejauh ini telah melakukan langkah-langkah preventif. Semisal, menghimbau seluruh kepala daerah di tanah air untuk melaksanakan sosialisasi dan mengedukasi warganya tentang tata cara penanganan dan pencegahan menyebarnya virus corona.
Selain itu, pemerintah juga melibatkan badan intelejen negara (BIN) untuk melakukan operasi senyap dalam penanganan virus corona. Hal tersebut dilakukan untuk tidak menimbulkan kepanikan warga masyarakat.
"Langkah-langkah serius telah kita ambil. Di saat yang bersamaan kita tidak ingin menciptakan rasa panik, tidak ingin menciptakan keresahan di tengah masyarakat," katanya, di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat (13/3/2020). Dikutip dari CNBC Indonesia.
Anies Putuskan Langkah Tak Populis
Lain halnya dengan pemerintah pusat yang lebih memilih operasi senyap, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lebih memilih terang-terangan dalam hal pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona.
Anies menerbitkan kebijakan yang boleh disebut tidak populis, yakni dengan menutup kegiatan belajar mengajar selama dua pekan ke depan.Â
Langkah ini juga sekaligus menunda pelaksanaan Ujian Nasional tingkat menengah atas.
Dilansir CNN Indonesia, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyatakan kegiatan belajar mengajar akan berlangsung jarak jauh.
"Social distancing measure harus diterapkan. Artinya mobilitas penduduk sekecil mungkin. Tujuannya adalah mengurangi penyebaran antar-individu yang belum tentu merasakan gejala," kata Anies dalam konferensi pers hari ini.
"Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menutup semua sekolah di lingkungan DKI Jakarta dan akan melakukan proses belajar mengajar jarak jauh. Penutupan sekolah ini berlaku selama dua minggu. Dan kami akan me-review kembali di akhir pekan minggu kedua."
Masih dilansir CNN Indonesia, pada kesempatan tersebut, mantan Rektor Universitas Paramadhina ini juga menghimbau agar tempat-tempat belajar informal seperti kursus dan bimbingan belajar juga mengambil sikap serupa, mengubah proses belajar mengajar dari jarak jauh.
Tak lupa, Anies juga mengingatkan warga DKI Jakarta agar melakukan social distancing (ambil jarak dari keramaian) dengan tetap berdiam diri di rumah.
Apa yang menjadi keputusan Anies Baswedan dengan cara meliburkan kegiatan sekolah boleh jadi tidak populis.Â
Bagaimanapun, keputusan tersebut akan sangat merugikan siswa dalam memperoleh hak pendidikan. Terlebih untuk siswa sekolah menengah atas (SMA/SMK) akan menghadapi ujian nasional.
Kendati demikian, mengingat jumlah kasus akibat penyebaran virus corona di tanah air kian hari terus bertambah, memang sejatinya perlu diambil langkah-langkah nyata dalam upaya mencegah penyebaran virus corona sedini mungkin.
Terlebih, berdasarkan kebiasaannya penyebaran virus corona bukanlah melalui udara, melainkan lewat kontak langsung dengan pihak-pihak yang terindikasi positif terinfeksi virus corona.
Dalam hal ini penularan virus corona atau covid-19 bisa terjadi lewat penyebaran droplet atau percikan air liur.
Dikutip dari Kontan.co.id, Dokter RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Dien Kalbu Ady, menjelaskan ada sejumlah aktivitas yang dapat menimbulkan droplet tersebut. Diantaranya, batuk, bersin, berbicara, meludah dan menyanyi.
Masih dilansir Kontan.co.id, Dien mengatakan, aktivitas itu mengandung agens infeksius dan dapat terbawa dalam jarak pendek untuk mencapai konjunktiva atau membran mukus hidung ataupun mulut pejamu yang rentan. Dien menyampaikan droplet yang terinfeksi itu mampu mencapai jarak sekitar 0,91 meter hingga 2 meter.
Nah, dengan indikasi-indikasi yang disebutkan Dokter. Dien, bahwa penyebaran virus corona itu dengan cara kontak langsung dengan cara beberapa aktivitas seperti dicontohkan di atas. Berarti salah satu cara efektif untuk tidak tertular adalah dengan mengurangi interaksi langsung dengan banyak orang.
Dengan demikian, langkah yang diambil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan cara menutup kegiatan belajar mengajar selama dua pekan boleh jadi langkah idealis yang patut diapresiasi.
Putusan atau kebijakan meliburkan sekolah adalah sebagai cara untuk meminimalisir kontak atau interaksi warganya, khususnya para siswa-siswi di DKI dengan pihak lain.
Penulis hanya berharap langkah yang diambil Anies Baswedan ini bisa berdampak positif dalam upayanya mencegah penyebaran virus corona di DKI Jakarta khususnya dan tanah air pada umumnya. Semoga!
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H