"Langkah-langkah serius telah kita ambil. Di saat yang bersamaan kita tidak ingin menciptakan rasa panik, tidak ingin menciptakan keresahan di tengah masyarakat," katanya, di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat (13/3/2020). Dikutip dari CNBC Indonesia.
Anies Putuskan Langkah Tak Populis
Lain halnya dengan pemerintah pusat yang lebih memilih operasi senyap, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lebih memilih terang-terangan dalam hal pencegahan dan penanganan penyebaran virus corona.
Anies menerbitkan kebijakan yang boleh disebut tidak populis, yakni dengan menutup kegiatan belajar mengajar selama dua pekan ke depan.Â
Langkah ini juga sekaligus menunda pelaksanaan Ujian Nasional tingkat menengah atas.
Dilansir CNN Indonesia, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyatakan kegiatan belajar mengajar akan berlangsung jarak jauh.
"Social distancing measure harus diterapkan. Artinya mobilitas penduduk sekecil mungkin. Tujuannya adalah mengurangi penyebaran antar-individu yang belum tentu merasakan gejala," kata Anies dalam konferensi pers hari ini.
"Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menutup semua sekolah di lingkungan DKI Jakarta dan akan melakukan proses belajar mengajar jarak jauh. Penutupan sekolah ini berlaku selama dua minggu. Dan kami akan me-review kembali di akhir pekan minggu kedua."
Masih dilansir CNN Indonesia, pada kesempatan tersebut, mantan Rektor Universitas Paramadhina ini juga menghimbau agar tempat-tempat belajar informal seperti kursus dan bimbingan belajar juga mengambil sikap serupa, mengubah proses belajar mengajar dari jarak jauh.
Tak lupa, Anies juga mengingatkan warga DKI Jakarta agar melakukan social distancing (ambil jarak dari keramaian) dengan tetap berdiam diri di rumah.