Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Halimah, si Kaki Buntung

10 September 2019   14:15 Diperbarui: 11 September 2019   00:13 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah..sudah hentikan...!" Teriak Herman.

"Apa maksud semua ini?" Tanya Mita pada Herman.

"Dia memang ibuku. Tapi aku malu punya ibu seperti dia" Jawab Herman, sambil menudingkan telunjuknya ke arah Halimah yang sedang bercucuran air mata.

"Kenapa?" Teriak Mita.
"Karena kakinya buntung. Aku malu mengakuinya seorang ibu" Jawab Herman tegas. Wajahnya memerah, menahan amarah dan malu.

"Anak durhaka. Jaga bicaramu..!" Tiba-tiba Arman membentak keponakannya yang sudah dianggap keluar batas kesopanan.

"Kamu sungguh tidak tahu diri. Apa kamu tahu, kenapa kaki ibumu sampai buntung?" Imbuh Arman.

"Jangan. Jangan kau lanjutkan omonganmu. Teteh mohon...!" Cegah Halimah pada adik iparnya.

Mita dan Herman menjadi bingung dengan peristiwa yang ada di depan matanya.

"Tidak teh. Dia harus tahu kebenarannya. Aku tidak mau dia terus-terusan menghina teteh seperti itu"

"Teteh mohon jangan...!" Halimah terus menangis. Melarang adik iparnya untuk berterus terang tentang akibat kakinya yang buntung.

Namun Arman sudah bulat untuk menyampaikan kebenarannya. Laki-laki itu menghampiri Herman dan memegang pundaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun