Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku Adalah Pram

30 Juli 2019   08:11 Diperbarui: 30 Juli 2019   08:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan muda dan si tampan terus bergumul, memadu kasih sambil berdiri. Kedua tangan pemuda tampan tampak liar menggerayangi tubuh seksi pasangannya. Sementara bibirnya buas bak alien meng-agresi bumi, menciumi leher, bibir, sampai ke puting. Sampai akhirnya, tangan nakal pemuda tampan mulai melepaskan CD si perempuan.

"Wow" Pram yang terus mengintip, makin bangkit gairah birahinya. Tampak jelas oleh bujangan itu, bulu-bulu halus perempuan cantik tersebut tertata rapi menutupi rongga vagina.

Sekian lama dua anak manusia itu bergumul. perlahan namun pasti, si perempuan merebahkan tubuhnya di atas hamparan rumput yang memang tumbuh subur di sana. Permainan cintapun akhirnya berlanjut di hamparan itu. Bagi mereka hamparan rumput layaknya ranjang empuk yang pantas dinikmati bermain cinta. Sementara, perempuan paruh masih tampak fokus menikmari adegan mesum di depannya. Tubuhnya terangsang hebat, hingga desahan dan lenguhanpun keluar dari mulutnya.

"Finish it...finish it...!" Teriaknya, sambil menahan nafsu birahi hebat.
Mendengar teriakan, si pemuda tampan makin agresip dan menggila menggauli. Pun dengan pasangannya, makin erotis disertai desahan-desahan nikmat, kemudian terkulai lemas, tanda orgasme.

Melihat lawannya terkulai, si pria tampan menyeringai sambil melirik ke perempuan paruh baya.

"Finish it...finish it....!" Teriak si perempuan paruh baya mengulang perintah serupa.

"Baiklah sayang" jawab si pria tampan. Seketika tangannya meraih batu sebesar kepalan tangan manusia dewasa dan kemudian menghantamkannya pada kepala perempuan cantik.

"Bukkkk...." Kontan, kepalanya pecah, mati seketika.

"Ayo sayang, aku rindu kamu" ajak perempuan paruh baya kepada pemuda tampan, yang disambut anggukan kepala.

"Siapa takut" jawabnya dengan mimik wajah tanpa dosa.

Rupanya perempuan paruh baya ini mengajaknya bercinta tepat di dekat mayat perempuan muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun