Kak Aziz memang selalu menjadi pusat perhatian cewek-cewek di Sekolah. Bagaimana tidak, selain anak orang kaya, dia juga baik hati, pintar, friendly dan humoris. Banyak sekali yang mengagumi dan ingin menjadi pacarnya, begitu pula aku. Tapi mana mungkin ia melirikku, aku hanya gadis biasa dengan wajah pas-pasan, pintar juga tidak. Tapi sejak aku dan Kak Aziz ditunjuk sebagai anggota OSIS, kami sering bertemu dalam rapat atau sekedar ngobrol bareng. Dan kami pun sesekali curhat masalah pribadi. Entah kenapa, aku merasa nyaman berada disisinya, mungkinkah dia merasakan hal yang sama? Gumamku.
[caption caption="Jika Cinta tak mempersatukan kita, biarlah ia mengukir abadi di dalam hati."]
Tak jarang Kak Aziz membawa gitar kesayangannya dan menyanyikan lagu untukku. Saat aku duduk bersama sahabatku, tiba-tiba ia menghampiriku
“Zalfa, nanti pulang sekolah aku tunggu ditempat biasa ya!”
“Iya Kak” Jawabku singkat.
Kak Aziz berlalu pergi dengan senyum mengembang yang memperlihatkan lesung pipinya.
Sahabatku seketika menyorakiku
“Cie … Cie … Yang lagi PDKT”
Pipiku seketika langsung merah tomat
“Apa-apain sih kalian, ini urusan OSIS saja kok”
“OH … OSIS. Hahaha” Mereka tertawa lepas.