Mohon tunggu...
eko supriyanto
eko supriyanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden dan Pemimpin Harus Warga Negara Asli

10 Oktober 2016   11:22 Diperbarui: 10 Oktober 2016   11:31 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Syahdan, yang berjualan adalah seorang pemuda: rambutnya gondrong,matanya tajam dan amboi ... kulit itemnya itu lho yang bikin merinding kepanasan. Jadilah dia setiap malam nongkrong di sana, ngobrol ngalor ngidul, ngelirik rambut panjangnya, ngelirik matanya, dan tentu saja ngelirik kulit itemnya yang membuat kewanitaannya gelisah! Tanpa basa-basi, dia lamar pemuda itu. Pemuda itu kaget, badannya langsung ikut-ikutan panas dingin ... memandang gadis di depannya, memandang bening matanya ...  Aduhai, betapa pemuda itu ingin berenang di dalamnya! 

Tak diragukan gadis itu cantik, meski tampaknya tidak muda lagi.Ha, cantik dan matang! Estewe! Meski ketika itu tampak agak kurus. Dibanding dirinya, mungkin usianya 4 atau 5 tahun lebih tua. Malam itu pemuda tersebut tidak mengatakan apa-apa: menolak tidak, mengiyakan pun enggak. Kinanti mengulang lamaran itu hingga tiga kali. Tiga hari pula badan pemuda itu terserang panas dingin hebat: matanya itu lho, sungguh! Tak cuma berenang, kali ini ia ingin nyelem membenamkan dirinya dalam-dalam!  Pemuda itu pun luluh bersyarat: dia bersedia, tapi mereka harus meneruskan usaha nasi perkucingan karena itu merupakan usaha turun temurun yang dirintis sejak zaman eyang canggah.

Entah mengapa Kinanti langsung setuju. Dibantu pengalamannya di bidang keuangan dan manajemen, usaha nasi kucing yang kecil itu berkembang. Mula-mula tiga outlet, empat, lima, sepuluh ...hingga total 100 outlet, tersebar di kota-kota besar di Nusanesia.Tak kurang 10 outletnya bahkan tersebar di berbagai kota di Australia dengan nama yang bikin penasaran, Rice Cat, dengan logo kucing imut, cantik dan kedipan matanya yang manja-manja genit. Mirip cat women, tapi dalam versi yang lebih imut dan menggemaskan! 

Pada minggu pertama dibuka, pengunjung di negeri Kangguru menduga ia jualan makanan kucing. Mereka mengular mengantri dengan membawa kucingnya masing-masing! Ya itu sedikit perkenalan pasangan Hoki.

Rupanya, masalah kemudian muncul. Koalisi Partai Biji Mangga dan Partai Bji Kedondong menggugat calon koalisi tersebut ke Mahkamah Konstusi, mempertanyakan keabsahan Capres Hoki, yaitu Honanto Setiawan yang diragukan “keasliannya” sebagai warga negara. 

Tapi Teman Hoki sudah siap dengan serangan yang sudah diduga sebelumnya. Dalam jawaban ke sidang Mahkamah Konstitusi, pengacara dan tim ahli, yang terdiri dari ahli sejarah dan kearsipan negara, membeberkan dokumen yang diperoleh dari arsip Universitas Leiden.

“Yang Mulia, dokumen ini berasal dari tarikh Klenteng Sam PoKong Semarang yang dibawa ke Leiden awal abad 20. Dari dokumen itu diketahui nenek moyang Saudara Honanto adalah perwira menengah anak buah Laksamana Cheng Ho yang bernama Bong Swi Hoo. Dia memilih tinggal di Kepulauan Nusa pada abad ke 15. Mula-mula beliau menetap di Sambas, lalu pindah ke Rembang dan menikah dengan tokoh masyarakat setempat. Selain panglima, Bong Swi Hoo adalah pendakwah Islam yang berasal dari Yunan. Keturunan Bong Swi Hoo hingga saat ini masih bisa ditemui di sekitar Lasem, Rembang, Semarang hingga Tuban. Sebagian sudah bercampur dan menikah dengan warga setempat. Karena nenek moyangnya sudah tinggal di kepulauan Nusa sejak abad 15, tentu tak diragukan lagi Saudara Honanto adalah seorang warga negara asli.”

“Yang Mulia,” kata pengacara Koalisasi Biji Mangga danKedondong tak mau kalah, “keaslian  warga negara tidak bisaditentukan dari berkas dokumen yang tidak kita ketahuikeotentikannya.” Selanjutnya pengacara itu menambahkan,“Satu-satunya cara untuk menguji keaslian Saudara Ho .. sebagai warga negara adalah dengan melakukan serangkaian tes genetik dengan melakukan penelitian terhadap kromoson Y yang menjadi tanda dan jati diri nenek moyang serta asal usul Saudara Ho ....”

Selanjutnya, sang pengacara itu, entah ahli mana yang mengajari, berbicara panjang lebar tentang haplogrup DNA kromosom Y dan peranannya dalam pelacakan asal usul moyang manusia sejak zaman Nabi Adam. Dari penelitian itulah akan diketahui nenek moyang Honanto berasal dari mana. Keterangannya puanjang dan bikin pusing ... tapi di antara pidato panjang yang bertele-tele itu sang pengacara selalu tak lupa memberikan tekanan pada kata tertentu: “Saudara Ho”.

“Yang Mulia, warga negara asli memiliki ciri-ciri genetik ras Austronesia yang telah menghuni kawasan kepulauan sejak  zaman es mencair, lebih 10 ribu tahun lalu. Hanya dengan penelitian DNA kita bisa memastikan apakah Saudara Ho memiliki ciri-ciri itu,” katanya.

Majelis Hakim masih menimbang-nimbang dan akan mempelajariberkas-berkas yang diajukan para pengacara dan tim ahli. Sidang pun ditunda hingga minggu depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun