Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencegah Perundungan Anak di Era Digital

26 September 2024   10:20 Diperbarui: 26 September 2024   10:39 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perundungan anak memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap korban, baik secara individu maupun sosial. Dampaknya dapat berupa perasaan takut, kecemasan, hilangnya rasa percaya diri, dan bahkan dapat berujung pada gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan yang berkelanjutan. Korban perundungan juga dapat mengalami gangguan dalam kinerja akademik dan memiliki keterlambatan dalam perkembangan sosial.

Peran Orang Tua dan Sekolah Dalam Mencegah dan Menangani Perundungan Anak 

Orang tua dan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah dan menangani perundungan anak. Orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi dan mengontrol perilaku anak dan harus siap untuk memberikan dukungan ketika anak mengalami perundungan. Sementara sekolah harus memiliki kebijakan dan program pencegahan perundungan yang jelas serta memastikan bahwa setiap kasus perundungan ditangani dengan serius dan tuntas.

Media sosial dan teknologi sering menjadi faktor penyebab perundungan anak. Namun, dengan penggunaan yang bijak, teknologi dan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk melawan bullying dan membantu korban perundungan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghimbau pengguna media sosial untuk bersikap hati-hati dalam mengunggah informasi, mendukung upaya kampanye anti-bullying, dan mengadakan seminar atau pelatihan untuk mengajarkan cara mencegah dan menangani perundungan.

Upaya dan Program Yang Dilakukan Untuk Mengurangi Perundungan Anak 

Banyak program dan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi atau bahkan menghilangkan perundungan anak. Salah satunya adalah program sekolah untuk menanamkan nilai-nilai sosial dan membentuk perilaku positif pada anak. Tindakan preventif yang dilakukan seperti pembentukan program pelatihan sosial yang baik dapat membantu mencegah terjadinya perundungan.

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Upaya dan Program Pencegahan Perundungan Anak

Meskipun banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi perundungan anak, masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menciptakan program yang efektif dan terbukti dalam mencegah dan menangani perundungan anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas upaya dan program pencegahan perundungan anak meliputi pengawasan dan pengaturan pelaksanaan program serta penilaian terhadap efektivitas program yang telah dilaksanakan.

Cara untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dan Mengubah Budaya yang Memicu Terjadinya Perundungan 

Anak Mengubah budaya yang memicu perundungan anak adalah satu bentuk upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama. Dalam hal ini, media memegang peranan penting untuk membantu membangun kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat. Selain itu harus ada kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat untuk membentuk lingkungan yang lebih baik yang dapat menghasilkan perilaku positif pada anak.

Dalam menghadapi masalah perundungan anak, semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasinya. Orang tua, sekolah, media sosial, dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun kesadaran dan mempertahankan konsep yang positif agar dapat meminimalkan kasus perundungan anak di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun