Untuk meniru metabolisme puasa, diet ketogenik (KD) diperkenalkan oleh dokter modern sebagai pengobatan epilepsi pada tahun 1921-an. Selama dua dekade terapi ini digunakan secara luas, tetapi dengan era pengobatan obat antiepilepsi modern penggunaannya menurun drastis.
Pada awal tahun 2010-an, diet ketogenik mulai menjadi perbincangan hangat di kalangan penggiat kesehatan di seluruh dunia. Banyak orang yang bersaksi telah mengalami penurunan berat badan yang signifikan dan peningkatan kesehatan secara keseluruhan setelah menerapkan pola makan ini.
Pada dasarnya, diet ketogenik adalah jenis diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang merangsang tubuh dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis. Dalam keadaan ini, tubuh membakar lemak sebagai bahan bakar utama, bukan karbohidrat, sehingga memungkinkan kita untuk membakar lemak secara lebih efektif.
Namun, banyak orang yang tidak sepenuhnya memahami mekanisme diet ketogenik dan bagaimana cara kerjanya dalam tubuh. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih rinci apa itu diet ketogenik, bagaimana cara kerjanya dalam tubuh, dan beberapa manfaat dan risiko yang perlu diperhatikan saat menjalankannya.Â
Diet ketogenik diperkenalkan sebagai protokol medis pada tahun 1921 oleh Dr. Russell Wilder di Mayo Clinic, Amerika Serikat, sebagai salah satu terapi untuk epilepsi. Setidaknya, begitulah awal mulanya. Dalam perkembangannya, diet ketogenik menjadi populer sebagai bentuk diet ketat untuk meningkatkan kesehatan, khususnya dalam menurunkan berat badan.
Pada tahun 1970-an, ketosis gizi diperkenalkan sebagai ide untuk menurunkan berat badan oleh Dr. Robert Atkins. Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1972, ia menjelaskan bagaimana mengurangi karbohidrat
Di dalam tubuh, ada senyawa yang disebut dengan keton. Keton merupakan sumber bahan bakar tubuh yang terbentuk ketika tubuh memecah lemak yang menjadi energi. Dalam diet Ketogenik, makanan yang dikonsumsi terdiri dari lemak 70-80%, protein 20-25%, dan karbohidrat hanya sekitar 5%.
Bagaimana Cara Kerja Diet Ketogenik?
Dalam pola makan normal, kita mengonsumsi karbohidrat sebagai sumber energi dan bahan bakar utama tubuh. Karbohidrat kemudian diubah menjadi glukosa atau gula darah di dalam tubuh yang diolah menjadi energi. Glukosa yang tidak digunakan segera disimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati, atau diubah menjadi lemak yang akan disimpan di dalam jaringan adiposa.
Dalam diet ketogenik, jumlah karbohidrat yang kita konsumsi sangat sedikit. Alhasil, tubuh akan kekurangan cukup glukosa sebagai bahan bakar dan akan mulai mencari sumber energi lain. Inilah saatnya proses ketosis terjadi.