Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

esai

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjelajah Diet Ketogenik: Cara Kerja, Manfaat, dan Resikonya

20 Agustus 2024   12:49 Diperbarui: 20 Agustus 2024   18:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meniru metabolisme puasa, diet ketogenik (KD) diperkenalkan oleh dokter modern sebagai pengobatan epilepsi pada tahun 1921-an. Selama dua dekade terapi ini digunakan secara luas, tetapi dengan era pengobatan obat antiepilepsi modern penggunaannya menurun drastis.

Pada awal tahun 2010-an, diet ketogenik mulai menjadi perbincangan hangat di kalangan penggiat kesehatan di seluruh dunia. Banyak orang yang bersaksi telah mengalami penurunan berat badan yang signifikan dan peningkatan kesehatan secara keseluruhan setelah menerapkan pola makan ini.

Pada dasarnya, diet ketogenik adalah jenis diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang merangsang tubuh dalam keadaan metabolisme yang disebut ketosis. Dalam keadaan ini, tubuh membakar lemak sebagai bahan bakar utama, bukan karbohidrat, sehingga memungkinkan kita untuk membakar lemak secara lebih efektif.

Namun, banyak orang yang tidak sepenuhnya memahami mekanisme diet ketogenik dan bagaimana cara kerjanya dalam tubuh. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas lebih rinci apa itu diet ketogenik, bagaimana cara kerjanya dalam tubuh, dan beberapa manfaat dan risiko yang perlu diperhatikan saat menjalankannya. 

Tentang Diet Ketogenik

Diet ketogenik diperkenalkan sebagai protokol medis pada tahun 1921 oleh Dr. Russell Wilder di Mayo Clinic, Amerika Serikat, sebagai salah satu terapi untuk epilepsi. Setidaknya, begitulah awal mulanya. Dalam perkembangannya, diet ketogenik menjadi populer sebagai bentuk diet ketat untuk meningkatkan kesehatan, khususnya dalam menurunkan berat badan.

Pada tahun 1970-an, ketosis gizi diperkenalkan sebagai ide untuk menurunkan berat badan oleh Dr. Robert Atkins. Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1972, ia menjelaskan bagaimana mengurangi karbohidrat

Di dalam tubuh, ada senyawa yang disebut dengan keton. Keton merupakan sumber bahan bakar tubuh yang terbentuk ketika tubuh memecah lemak yang menjadi energi. Dalam diet Ketogenik, makanan yang dikonsumsi terdiri dari lemak 70-80%, protein 20-25%, dan karbohidrat hanya sekitar 5%.

Bagaimana Cara Kerja Diet Ketogenik?

Dalam pola makan normal, kita mengonsumsi karbohidrat sebagai sumber energi dan bahan bakar utama tubuh. Karbohidrat kemudian diubah menjadi glukosa atau gula darah di dalam tubuh yang diolah menjadi energi. Glukosa yang tidak digunakan segera disimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati, atau diubah menjadi lemak yang akan disimpan di dalam jaringan adiposa.

Dalam diet ketogenik, jumlah karbohidrat yang kita konsumsi sangat sedikit. Alhasil, tubuh akan kekurangan cukup glukosa sebagai bahan bakar dan akan mulai mencari sumber energi lain. Inilah saatnya proses ketosis terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun