Mohon tunggu...
eko sulistyanto
eko sulistyanto Mohon Tunggu... -

Bumiku, bungaku, doaku..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemulung Jakarta Ini Punya Harta Warisan di Inggris

4 Oktober 2015   12:07 Diperbarui: 4 Oktober 2015   12:42 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1) KANTI EDWARDS

Iseng saja saya menyapa. Dan ia tak sungkan meladeni obrolan.

Beberapa gigi depan atas kanan sudah rompal. Kulit wajah gosong keriput. Mirip nenek-nenek. Suara lirih. Saya tempelkan kuping ke depan mulutnya untuk menangkap sebagian kata-katanya, terutama saat ia menyebut nama: Kanti. Ini nama depan. Belakang masih ada embel-embel. Entahlah. Tak begitu jelas. Dan sekali lagi, saya sorongkan kuping ke mulutnya.

Nama barat. Aneh. Pemulung dengan nama kombinasi Indonesia dan bule. Tak yakin dengan apa yang terdengar, saya kasih dia ballpoint dan blocknote.

"Tolong tulis ya, Bu. Takut salah," kata saya. Dia nyengir.

Sambil tunggu dia nulis, saya putar bola mata ke gerobaknya. Full kardus dan beberapa karung botol bekas. Sedang panen rupanya. Ahaii..ada simbol love dan huruf H.K. Warnanya pink. Gerobak penuh cinta. Pagi itu, di seberang Hotel Mulia Senayan Jakarta, dia bersama pria muda. Pria yang tampil beradap untuk seorang pemulung. Tak kumuh, kumis tipis, topi petualang, kaos oblong. Siapakah dia? Saya menduga ia anak Bu Kanti. Sama sekali tak mirip.

"Tulisannya oke juga, Bu," kata saya. Dia senyum memamerkan gigi rompalnya. Di blocknote, namanya tertulis: Kanti Edwards. Saya waspada. Ada bulenya nih. Pasti ada yang tak beres. Bu Kanti dan si pemuda menangkap gelagat saya terheran-heran.

"Dulu suaminya bule," kata si pemuda. Suaranya lirih. Hanya itu yang dia ucap. Lantas dia ngeloyor pergi membiarkan kami ngobrol. Mata saya melotot. Bu Kanti melepas senyum.

"Bener, Bu?"
"Iya. Bule Inggris"
"Bisa Inggris dong," saya tak mau dapat sarapan cerita bualan.
"Yess...ofcourse," jawabnya singkat.

Saya gelagapan. Saya cek rambut. Sepertinya berdiri tiba-tiba. Pagi yang penuh kejutan.

"Why your husband fall in love with you?" sambil masih tak yakin saya serius bertanya. Antara ngetes bahasa Inggrisnya dan ingin tahu bagaimana kisah cintanya. Kenapa sampai si bule meleleh dengan pemulung ini. Bu Kanti jauh dari cantik. Tubuhnya mungil. Tak ada onderdil tubuhnya yang menyisakan ke-gorgeous-an. Dan kenapa hari ini dia jadi pemulung. Di mana si bule sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun