Mohon tunggu...
E Fidiyanto
E Fidiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan Muda

Menulis dengan Hasrat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketiban Ndaru

16 Februari 2019   11:41 Diperbarui: 16 Februari 2019   11:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Karena matamu yang suka jelalatan dan sering melototi dadaku, pantatku yang kamu bilang mirip tempayan, semua lekuk tubuhku. Aku pikir, daripada aku terus menambah dosamu dan lelaki lain, lebih baik aku tutupi dengan setelan serba panjang. Sambil belajar juga jadi perempuan baik. Dan sudah sepantasnya aku berterimakasih..."
Aku melongo mendengarkan perkataan Zubaidah. Aku tak lagi bisa berkata.

"Sebetulnya, laki-laki itu bergantung pada perempuan. Itulah hakikatnya. Setidaknya dosa laki-laki akan berkurang kalau semua perempuan menjaga penampilan." sambung Zubaidah.

Kupikir betul apa yang Zubaidah katakan. Bisa dibayangkan, jika di kota ini semua perempuan muslim bersetelan seperti Zubaidah, ini seperti pemandangan di pesantren. Kota ini jadi kota santri. Melihat setelan Zubaidah, aku teringat perkataan orangtua Anita yang telah memintaku untuk membuat dirinya berhijab. Sudah hampir setengah tahun aku mengiyakan permintaan orangtuanya. Namun sudah selama ini aku belum ngobrol dengan Anita. Mungkin hari Minggu nanti, saat jalan berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun