Mohon tunggu...
Eko Budi Santoso
Eko Budi Santoso Mohon Tunggu... Guru - Pegawai Negeri Sipil

"Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki, dan sabar menanti apa yang akan menghampiri"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan Sejati

18 November 2022   01:16 Diperbarui: 18 November 2022   01:25 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alangkah terkejutnya semua orang di sana ketika mengetahui dompet Reno ditemukan di dalam tas Rico. Tidak ingin orang-orang salah paham, Rico langsung membantah bahwa dirinya tidak mengambil dompet Reno. Namun, tidak ada yang percaya karena bukti mengarah padanya.

Sementara itu, di wajah Reno nampak ada keraguan apakah benar sahabatnya sendiri tega mencuri dompet miliknya. Melihat keadaan itu Gilang malah menghasut Reno agar menyalahkan Rico. Fakta bahwa dompetnya berada didalam tas Rico membuat Reno terpengaruh oleh Gilang. Lalu ia memarahi Rico dan mengatakan tidak ingin bersahabat lagi dengannya. Rico hanya bisa pasrah, tak tau lagi apa yang harus ia lakukan agar Reno percaya padanya. Nampaknya kejadian di kelas waktu itu membuat Reno sangat marah hingga ia tidak mau lagi duduk disebelah Rico.

Rico jadi merasa sangat kesepian karena hari-harinya harus dilalui tanpa kehadiran Reno, sahabat yang selalu berbagi suka dan duka dengannya. Hal seperti itu rupanya juga dirasakan Reno. Meskipun ia sudah mempunyai sahabat baru yaitu Gilang, namun keberadaannya tak bisa menggantikan posisi Rico. Memang Rico dan Gilang mempunyai kepribadian yang jauh berbeda. Itulah sebabnya Reno tak bisa melupakan Rico walaupun sudah dikecewakan.

Hari kelulusan pun tiba, semua siswa yang lulus mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Demikian pula Reno dan Gilang, mereka memilih perguruan tinggi yang sama. Lain halnya dengan Rico, ia justru memilih menunda kuliahnya. Ia ingin lebih dulu fokus merawat ibunya sembari berjualan donat.

Beberapa hari kemudian, Mirna nampak lebih sehat sehingga ia memutuskan untuk membantu Rico membuat donat. Akhir-akhir ini donat buatan Rico memang sedang laku keras. Rasa donat yang khas ditambah dengan beberapa variasi rasa seperti coklat, keju, dan kacang membuat donatnya banyak diminati orang-orang.

Satu tahun berlalu, usaha donat Rico semakin maju. Alhasil Rico dapat melanjutkan kuliah dari sebagian uang hasil penjualan donat yang ia tabung. Mengingat biaya kuliah jurusan kedokteran menghabiskan biaya yang tidak sedikit membuat Rico lebih memilih Jurusan Baking and Pastry Art. Ia tetap bersyukur karena bisa kuliah di jurusan yang dapat membantu mengembangkan usaha donatnya kelak. Ini adalah pertama kalinnya ia berada jauh dari sang ibu tercinta.

Namun, hari demi hari kuliah dilewatinya dengan penuh semangat. Bahkan, saat menempuh kuliah semester tiga ia mendapat beasiswa selama satu tahun. Beberapa tahun kemudian, Rico lulus kuliah dan mendapat gelar sarjana. Begitu juga Gilang dan Reno yang lulus dari Jurusan Seni Rupa. Meskipun tertinggal satu tahun dari mereka, tetapi Rico lulus dengan predikat cum laude sehingga dapat lulus bersamaan.

Pada suatu hari ketika pergi ke rumah sakit ia tak sengaja bertemu Gilang. Di mata Gilang terlihat jelas butiran air mata yang membasahi kedua pipinya. Dengan langkah ragu-ragu Rico mendekati Gilang kemudian menyapanya.

"Hai, Gilang." Gilang yang terkejut melihat Rico ada di hadapannya langsung mengangkat tangan untuk menghapus air matanya.

Entah angin apa yang membuat Gilang tiba-tiba memegang kedua bahu Rico. Sambil tersedu-sedu ia menceritakan musibah yang menimpa keluarganya. Gilang berkata bahwa perusahaan milik keluarganya bangkrut karena ayahnya terjerat kasus korupsi. Sementara ibunya sedang dirawat di rumah sakit, namun ia tak memiliki uang untuk membayar biaya perawatannya. Mungkin selama ini tidak ada tempat bagi Gilang untuk menuangkan isi hatinya, maka dari itu ia menceritakannya kepada Rico.

Rico pun ikut merasa prihatin. Lalu ia membantu Gilang membayar biaya rumah sakit. Mendengar itu, Gilang mengucapkan terima kasih. Sadar akan kebaikan hati Rico membuat Gilang menyesali perbuatannya. Setelah ibunya pulang dari rumah sakit, ia menemui Reno untuk mengatakan kejadian sebenarnya saat kelas 12 SMA dulu. Tanpa menanggapi ucapan Gilang, Reno menarik tangan Gilang untuk bergegas pergi ke rumah Rico.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun