"Ayah...!!!", teriak Rico ketika terbangun dari mimpinya.
Mirna berlari menuju kamar Rico dan memeluk anak laki-lakinya sambil menangis.
"Sabar ya nak, doakan yang terbaik untuk ayahmu...!"
"Rico teringat Ayah bu...", "Mengapa secepat ini Ayah pergi ?"
Mirna terdiam, hanya berurai air mata yang berlinang membasahi pipinya.
Ayah Rico adalah seorang buruh bangunan yang bekerja di kota. Sejak kecil, Rico sering ditinggal Ayahnya untuk pergi bekerja. Karena jarak kota yang jauh, Rico jarang sekali bertemu dengan ayahnya. Seringkali Ayah Rico hanya pulang saat lebaran tiba, itupun cuma sebentar saja. Meskipun demikian Ayah sangat menyayangi Rico, begitupun sebaliknya. Namun karena kecelakanan kerja, Ayah Rico harus pergi untuk selama-lamanya.
Rico adalah anak semata wayang yang lahir dari keluarga sederhana di desa. Ia kini hanya tinggal berdua bersama dengan ibunya, Mirna. Semenjak kepergian Ayah Rico, Mirna bekerja sebagai penjual donat untuk membiayai sekolah Rico dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rico mempunyai sahabat bernama Reno. Berbeda dari Rico, Reno terlahir dari keluarga terpandang di desanya. Meskipun dalam hal status sosial mereka berbeda, namun mereka tetap berteman baik dan tidak mempermasalahkan hal itu. Justru mereka sering menghabiskan waktu bersama. Ketika ada waktu luang, Reno sering membantu Rico berjualan donat keliling desanya.
Saat ini, Rico dan Reno tengah duduk di bangku SMA kelas 12. Hampir setiap hari mereka berangkat ke sekolah bersama. Awalnya Rico tidak setuju untuk bersekolah di sekolah swasta yang sama dengan Reno karena biayanya yang mahal dan dikelilingi oleh siswa-siswi berkecukupan. Akan tetapi, berkat dukungan dari sang ibu dan Reno, ia pun setuju dan percaya bahwa siapa saja berhak untuk menuntut ilmu dimana saja.
Di sekolah, Rico dikenal sebagai anak yang pandai. Terkadang ia membantu siswa lain dalam memahami pelajaran sehingga tak heran jika ia mempunyai banyak teman. Namun, hal berbeda ditunjukkan oleh teman sekelasnya, Gilang yang justru merasa iri terhadap Rico. Sejak dulu, Gilang memang tidak mau berteman dengan Rico. Ia tidak suka bergaul dengan orang-orang kurang mampu, katanya.
Keesokan harinya, Rico tidak terlihat di sekolah. Reno yang khawatir langsung pergi ke rumah Rico untuk mencari tahu apa yang telah terjadi. Sesampainya di sana, Reno melihat ibu sahabatnya itu sedang terbaring lemah. Rupanya hari ini Rico tidak datang ke sekolah karena harus menjaga dan merawat ibunya. Dengan sigap Reno pun menawarkan bantuan agar Mirna dirawat di rumah sakit, namun mereka menolak. Semenjak ibunya sakit, Rico menjadi lebih giat mencari uang supaya bisa membeli obat dan membiayai sekolahnya sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk menjual donat-donatnya di sekolah.
Matahari baru saja menampakkan sinarnya, Rico sudah siap berangkat ke sekolah sambil membawa keranjang donat. Kali ini ia memang berangkat lebih pagi siapa tau ada banyak pembeli disepanjang jalan menuju sekolah. Saat tiba di sekolah, ia menuju kantin lebih dulu untuk menitipkan donatnya.
Dari kejauhan terlihat sosok Gilang yang sedang mengamati Rico, lantas terlintaslah pikiran yang kurang baik. Tiba-tiba ia datang menghampiri Rico lalu berteriak sambil tertawa.
"Hahaha. Teman-teman, di sekolah kita ada tukang donat."
Mendengar suara teriakan sontak para siswa langsung berlari menuju sumber suara tersebut. Saat semua siswa berkumpul dan tengah menatap ke arah Rico dan Gilang, sesosok laki-laki berjalan melewati kumpulan orang-orang berseragam putih abu-abu dan mendekati Gilang.
"Memangnya kenapa kalau sahabatku berjualan donat?, Apakah salah jika seorang anak ingin membantu ibunya? Lagi pula donat ini rasanya tidak kalah sama donat-donat yang ada di toko," ucap sosok itu yang tak lain adalah Reno.
Kemudian ia mengambil donat dan meminta salah satu temannya untuk memakan donat tersebut.
"Wah, donat ini rasanya enak banget. Bahkan, rasanya lebih enak dari donat-donat yang aku beli di mall. Aku mau beli 3 dong Rico," kata Zahra, teman yang diminta Reno untuk mencicipi donat Rico.
Seketika para siswa langsung berebut membeli donat Rico dan dalam sekejap habis terjual. Setelah keadaan yang cukup ramai itu berlalu, Rico memeluk Reno sambil mengucapkan terimakasih. Beberapa saat kemudian bel berbunyi, mereka segera meninggalkan tempat itu dan masuk ke kelas.
Teng-teng-teng suara bel istirahat berbunyi, semua siswa pergi meninggalkan kelas kecuali Gilang. Tak seperti biasa Gilang yang ingin cepat-cepat keluar kelas kini hanya duduk tenang di bangkunya. Merasa rencananya gagal tadi pagi, Gilang memikirkan rencana baru untuk menjatuhkan Rico. Lalu ia mempunyai ide untuk menuduh Rico mengambil dompet Reno.
Setelah semua siswa sudah keluar kelas, Gilang pun menjalankan aksinya. Ia mulai mendekati tempat duduk Reno lalu mengambil dompet yang ada didalam tas dan menaruhnya di tas Rico. Gilang segera beranjak pergi meninggalkan kelas agar tidak dicurigai oleh teman-temannya.
Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi seluruh siswa masuk ke kelasnya. Ketika Reno membuka tas, ternyata dompetnya sudah tidak ada diposisi semula. Dengan wajah panik ia mencari dompet itu, siswa-siswi lain ikut membantu tetapi belum juga ditemukan. Akhirnya salah satu siswa mengusulkan untuk menggeledah semua tas yang ada di kelas.
Alangkah terkejutnya semua orang di sana ketika mengetahui dompet Reno ditemukan di dalam tas Rico. Tidak ingin orang-orang salah paham, Rico langsung membantah bahwa dirinya tidak mengambil dompet Reno. Namun, tidak ada yang percaya karena bukti mengarah padanya.
Sementara itu, di wajah Reno nampak ada keraguan apakah benar sahabatnya sendiri tega mencuri dompet miliknya. Melihat keadaan itu Gilang malah menghasut Reno agar menyalahkan Rico. Fakta bahwa dompetnya berada didalam tas Rico membuat Reno terpengaruh oleh Gilang. Lalu ia memarahi Rico dan mengatakan tidak ingin bersahabat lagi dengannya. Rico hanya bisa pasrah, tak tau lagi apa yang harus ia lakukan agar Reno percaya padanya. Nampaknya kejadian di kelas waktu itu membuat Reno sangat marah hingga ia tidak mau lagi duduk disebelah Rico.
Rico jadi merasa sangat kesepian karena hari-harinya harus dilalui tanpa kehadiran Reno, sahabat yang selalu berbagi suka dan duka dengannya. Hal seperti itu rupanya juga dirasakan Reno. Meskipun ia sudah mempunyai sahabat baru yaitu Gilang, namun keberadaannya tak bisa menggantikan posisi Rico. Memang Rico dan Gilang mempunyai kepribadian yang jauh berbeda. Itulah sebabnya Reno tak bisa melupakan Rico walaupun sudah dikecewakan.
Hari kelulusan pun tiba, semua siswa yang lulus mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Demikian pula Reno dan Gilang, mereka memilih perguruan tinggi yang sama. Lain halnya dengan Rico, ia justru memilih menunda kuliahnya. Ia ingin lebih dulu fokus merawat ibunya sembari berjualan donat.
Beberapa hari kemudian, Mirna nampak lebih sehat sehingga ia memutuskan untuk membantu Rico membuat donat. Akhir-akhir ini donat buatan Rico memang sedang laku keras. Rasa donat yang khas ditambah dengan beberapa variasi rasa seperti coklat, keju, dan kacang membuat donatnya banyak diminati orang-orang.
Satu tahun berlalu, usaha donat Rico semakin maju. Alhasil Rico dapat melanjutkan kuliah dari sebagian uang hasil penjualan donat yang ia tabung. Mengingat biaya kuliah jurusan kedokteran menghabiskan biaya yang tidak sedikit membuat Rico lebih memilih Jurusan Baking and Pastry Art. Ia tetap bersyukur karena bisa kuliah di jurusan yang dapat membantu mengembangkan usaha donatnya kelak. Ini adalah pertama kalinnya ia berada jauh dari sang ibu tercinta.
Namun, hari demi hari kuliah dilewatinya dengan penuh semangat. Bahkan, saat menempuh kuliah semester tiga ia mendapat beasiswa selama satu tahun. Beberapa tahun kemudian, Rico lulus kuliah dan mendapat gelar sarjana. Begitu juga Gilang dan Reno yang lulus dari Jurusan Seni Rupa. Meskipun tertinggal satu tahun dari mereka, tetapi Rico lulus dengan predikat cum laude sehingga dapat lulus bersamaan.
Pada suatu hari ketika pergi ke rumah sakit ia tak sengaja bertemu Gilang. Di mata Gilang terlihat jelas butiran air mata yang membasahi kedua pipinya. Dengan langkah ragu-ragu Rico mendekati Gilang kemudian menyapanya.
"Hai, Gilang." Gilang yang terkejut melihat Rico ada di hadapannya langsung mengangkat tangan untuk menghapus air matanya.
Entah angin apa yang membuat Gilang tiba-tiba memegang kedua bahu Rico. Sambil tersedu-sedu ia menceritakan musibah yang menimpa keluarganya. Gilang berkata bahwa perusahaan milik keluarganya bangkrut karena ayahnya terjerat kasus korupsi. Sementara ibunya sedang dirawat di rumah sakit, namun ia tak memiliki uang untuk membayar biaya perawatannya. Mungkin selama ini tidak ada tempat bagi Gilang untuk menuangkan isi hatinya, maka dari itu ia menceritakannya kepada Rico.
Rico pun ikut merasa prihatin. Lalu ia membantu Gilang membayar biaya rumah sakit. Mendengar itu, Gilang mengucapkan terima kasih. Sadar akan kebaikan hati Rico membuat Gilang menyesali perbuatannya. Setelah ibunya pulang dari rumah sakit, ia menemui Reno untuk mengatakan kejadian sebenarnya saat kelas 12 SMA dulu. Tanpa menanggapi ucapan Gilang, Reno menarik tangan Gilang untuk bergegas pergi ke rumah Rico.
"Tok..tok...tok....Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Rico sambil membuka pintu.
"Ada perlu apa kalian datang kemari?" tanya Rico.
Kemudian Reno dan Gilang menjelaskan semuanya.
"Maafkan aku Rico. Aku begitu tega hingga tidak mempercayai sahabatku sendiri," ucap Reno.
"Aku juga minta maaf Rico. Begitu jahatnya perbuatanku dulu kepada kamu dan Reno. Aku benar-benar menyesal," ujar Gilang.
"Iya, tidak apa-apa. Aku sudah memaafkan kalian," balas Rico.
Mereka bertiga lalu berpelukan.
Sungguh pemandangan yang indah bukan? Sekarang Rico, Reno, dan Gilang sudah menjadi sahabat. Mereka berniat untuk membuka usaha donat bersama. Walau Reno masih hidup berkecukupan tetapi ia tak mau bergantung pada orang tuanya dan ingin hidup mandiri. Mereka memulai usaha dengan belajar cara membuat donat.
Reno dan Gilang sangat antusias mengikuti langkah demi langkah yang diajarkan Rico. Berkat kerja kerasnya, tak disangka usaha donat mereka dibanjiri banyak pesanan. Inovasi rasa baru dari donat menjadi yang paling banyak diincar oleh para pembeli. Semakin hari usaha donat mereka semakin berkembang. Mereka membuat toko yang lebih besar supaya memudahkan proses produksi donat.
 Dua hari menjelang pembukaan toko baru terdengar kabar Rico masuk IGD. Reno dan Gilang pun bergegas untuk menjenguk Rico. Ketika diizinkan masuk ke ruang IGD mereka menangis karena tak tega melihat sahabatnya terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
Rico hanya bisa tersenyum melihat Reno dan Gilang, ia tak ingin terlihat lemah. Kemudian ia meminta mereka untuk memeluknya. Mungkin Rico tau ini adalah pertemuan terakhir dengan sahabatnya sebab kondisinya sudah sangat lemah. Dipelukan Rico, Reno bertanya namun tak ada jawaban dan respon sama sekali. Rupanya Rico sudah tidak bernapas lagi.
Dokter menjelaskan kepada Reno dan Gilang bahwa Rico mengidap penyakit kanker stadium akhir sehingga nyawanya tidak tertolong. Semua orang yang ada di sana sangat terpukul dan tidak menyangka kalau Rico akan pergi secepat ini. Selama ini tak ada yang mengetahui bahwa Rico mengidap penyakit berbahaya seperti kanker. Rico tidak mau sakit kanker yang dideritanya membuat orang-orang merasa sedih dan khawatir.
Setelah mengurus pemakaman Rico, Reno dan Gilang memilih untuk melanjutkan pembukaan toko baru. Mereka ingin mewujudkan impian Rico yang selama ini belum terpenuhi, sebagai tanda untuk mengenang sahabat terbaiknya itu. Hari pembukaan toko donat tiba, Reno, Gilang, dan Mirna memotong pita sebagai tanda toko sudah resmi dibuka. Baru beberapa menit dibuka para pembeli sudah berbondong-bondong datang.
Saat malam hari tiba, Reno dan Gilang pergi ke taman tempat mereka berkumpul dulu bersama Rico. Di sana, mereka berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sambil menatap bintang-bintang yang bercahaya di langit, Reno dan Gilang berdoa supaya Tuhan menempatkan Rico di sisi terbaik-Nya. Selamat jalan Rico, di sini semua orang akan selalu merindukanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H