Langkah awal yang harus diciptakan di sekolah dalam rangka membangun karakter tersebut adalah dengan memperbaiki nilai-nilai negatif peserta didik sebagai hasil dari proses observasi, imitasi, kebiasan dari rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Secara teknis semua yang terlibat di sekolah harus memberikan teladan, melakukan apresiasi dan stimulus positif selama aktivitas di sekolah. Tidak semuanya nilai negatif yang dibawa peserta didik diberikan stimulus negatif pula.Â
Artinya tidak semua kekeliruan disikapi dengan tindakan yang keras, karena hal itu justru akan memberikan stimulus negatif. Kemudian, membuat peraturan yang mengarahkan peserta didik melakukan pembiasaan.Â
Selain itu, mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan peserta didik agar peserta didik melakukan proses observasi ulang dan perlahan melakukan imitasi. Pada kenyataannya, dari proses observasi menuju proses imitasi sampai pada kebiasaan bahkan sampai berhasil merubah sifat peserta didik membutuhkan waktu yang tidaklah sedikit, apalagi konsentrasi guru selain membangun karakter juga harus meningkatkan pengetahuan akademis.
Tidak ada yang mustahil dalam menanamkan kebiasaan sampai menjadi sebuah karakter, apalagi menyangkut manusia. Hewan peliharaan yang tidak memiliki akal pun jika dilatih melakukan kebiasaan seperti manusia akan berhasil.
Kuncinya adalah semangat dan konsistensi guru sebagai ujung tombak pendidikan dalam menumbuhkan karakter, serta dibutuhkan sebuah kesabaran. Selain itu, perlu adanya komitmen bersama dari semua yang terlibat dalam pendidikan. Tanpa komitmen dan konsistensi bersama kiranya membangun budaya nilai disekolah akan sulit terwujud.