Seharusnya, kita itu baik baik saja. Tak ada sengketa. Tak ada dendam membara. Ada disyukuri, tak ada berjuang lagi. Saling menerima apa adanya. Saling percaya, saling dukung, saling menguatkan. Tanpa dendam. Jalani berdua dengan syukur.Â
Tetapi....
Sekali lagi, Tetapi.....
Saat Pangeran Tampan berwibawa itu datang. Disambut gegap gempita. Sang satpam kesatria dari negeri antah berantah. Kau tiba tiba bingung kesalon. Perawatan khusus. Mata lentik. Rambut rebounding. Dandan tidak biasa.
Dandan luar biasa. Spesial dan khusus bagai menjemput jodoh kiriman Illahi. Tapi lupa statusmu apa.
Tak sekedar lupa.
Tapi sudah pikun. Keblinger. Dan menebar fitnah maha dahsyat, tentang apa yang kau lakukan itu. Adalah....
Benar. Harus dibenarkan. Tak boleh ada yang menyalahkan. Tak boleh !!!!
Dasarnya : Dendam kusumat, tafsir pribadimu tanpa klarifikasi. Pukul, dan terus pukul. Emansipasi wanita keblinger. Untuk kepuasan nafsu rendahan.Â
Seharusnya duduk bersama. Dibahas dari hati ke hati. Diskusi ramah, tanpa amarah. Menata hati, tanpa emosi. Diselesaikan bertahap untuk solusi. Itu idealnya.