Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tip Investasi Berbasis Kearifan Lokal

27 Desember 2020   07:30 Diperbarui: 27 Desember 2020   17:14 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investasi berbasis kearifan lokal olahan pribadi Eko Irawan

Investasi Saham? Keren. Selamat dan sukses bagi yang punya kapasitas modal, SDM dan motivasi. Bagaimana kabar kalian semua? Apakah sudah berinvestasi saham dan sukses freedom Finansial?

Tapi bagi kebanyakan orang, dalam hal ini dalam kacamata orang kampung, investasi saham itu, Seperti mimpi di siang bolong. Buat makan saja sulit, apalagi mimpi freedom Financial via investasi saham. Keuntungan terpetakan, sebagai motivasi, namun apa daya hanya buruh harian. Beli beras saja, utang warung sebelah. 

Inilah potret sebagian enterpreneur kampung yang terpinggirkan. Dan ini banyak berjibun di kampung kampung pinggiran perkotaan. Apa mereka bodoh? kampungan? Buta akses teknologi? Tidak berwawasan bisnis? 

Ternyata tidak bisa gebyah Uyah alias menganggap sama, bahwa semua orang orang kampung adalah level kampungan, yang tidak mengerti bisnis. Ternyata ada start up kampung yang nyata ada dan berkiprah di kampung dengan menerapkan investasi bisnis dengan kearifan lokal kampung. Inilah Kampung Nila Slilir, kelurahan Bakalan Krajan Kota Malang. Berikut ulasannya.

Kondisi Masyarakat Kampung 
Sejak pandemi melanda bumi Pertiwi awal tahun 2020, perekonomian warga kampung sangat terpukul. Tidak semua warga ini tercover bantuan pemerintah. Mereka harus bertahan hidup dengan cara mereka sendiri. Rata rata, bisa makan saja sudah Alhamdulillah. 

Banyak dari mereka ini yang PHK, dirumahkan dan banyak usaha mengalami surut. Hingga Desember 2020, dampak pandemi masih sangat terasa terutama karena daya beli juga menurun signifikan.

Perkembangan kampung Nila Slilir 
Kampung Nila Slilir adalah sebuah potret warga kampung yang ingin maju berbenah diri secara ekonomi kreatif keluar dari kesulitan yang dihadapi warga setempat. 

Lahirnya Pokdakan Krajan Slilir Sumilir, selaku motor dari kampung Nila Slilir merupakan solusi ekonomi kreatif dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dengan berbasis kearifan lokal, berupa swadaya, gotong royong dan guyub rukun dimulailah dengan bismillah sebuah upaya kebangkitan ekonomi kreatif dengan cara budidaya ikan nila.

Dari Bulan Februari hingga Desember 2020, secara perlahan namun pasti, impian pemberdayaan ini telah dikelola secara profesional bak perusahaan. Di wilayah slilir sendiri telah tercipta 75 unit lebih  titik kolam nila bioflok. 

Kolam kolam ini telah tersebar juga hingga ke daerah sekitar, seperti Janti, kucur, Wagir hingga Singosari. Di bawah pembinaan dinas terkait, budidaya ikan semakin bergairah karena kepercayaan bahwa usaha ini menghasilkan pendapatan yang riil, bukan sekedar impian hitung finansial freedom di atas kertas. 

Pokdakan KSS telah berbadan hukum dengan akta notaris, dibawah pembinaan dinas perikanan selaku pembina dan di-support penuh oleh pemerintahan Kelurahan Bakalan Krajan. 

Bapak Johan Fuady, selaku lurah setempat juga telah bergabung berinvestasi menjadi petani nila bioflok. Inilah bukti kepercayaan, karena Dalam 3-4 bulan, kolam bioflok sudah bisa dipanen, dengan meminimalisir kematian ikan dalam kolam, hemat pakan dan hasil panen sesuai estimasi dengan harga nila berkisar antara 25.000 hingga 34.ooo ribu perkilo, melihat ketersediaan nila konsumsi di pasaran.

Kampung Nila Slilir juga sudah memetik panen dibeberapa kolam. Kolam kolam tersebut adalah milik pribadi para petani, didalam pembinaan Pokdakan. Hasil panen bisa dikonsumsi sendiri, dijual sendiri atau dijual difasilitasi Pokdakan. Tidak ada monopoli hasil panen oleh pengurus Pokdakan. 

Tugas Pokdakan adalah menyediakan bibit, pakan, pembinaan teknis dan penyediaan peralatan. Segala antisipasi permasalahan sudah dibahas intern pengurus untuk meminimalisir kendala dengan diterapkannya CBIB, Cara Budidaya ikan yang Baik Dan Benar agar diterapkan semua petani nila. Konsultasi dilayani via what's up group dan diadakan meeting offline, tiap Rabu malam dalam acara ngopi, Ngobrol perkara ikan di sekretariat Pokdakan. 

Pangsa pasar kecukupan konsumsi nila di Jawa timur baru tercukupi 40 persen, sisanya ambil dari profinsi lain. Potensi ini terbukti, karena hingga Desember 2020, permintaan terus meningkat dan belum mampu mencukupi kebutuhan nila di pasaran. 

Masalah pemasaran, tidak menjadi permasalahan, karena didukung kerjasama lintas sektoral yang menjamin pemasaran ikan nila. Jadi kekhawatiran petani pemula yang setelah panen, tak bisa menjual produknya bisa di atasi dengan support system yang telah dibangun Pokdakan Kampung nila Slilir. 

Inovasi pemasaran juga telah digagas, antara lain dengan pendirian Warung KNS, prodok krupuk dan abon nila. Kedepan, setelah masa pandemi berlalu, telah siap pula Pokdarwis Kampung Nila Slilir dengan segala inovasinya antara lain, acara panen raya ikan nila dan pasar Nila Slilir. 

Akan ada perbedaan antara ikan nila di pasar, yang rata rata bau tanah dengan nila dari budidaya bioflok, yang setelah dimakan terasa lebih lezat dan tidak bau tanah. Di pasar ikan segar yang diawetkan, kelak di kampung Nila akan tersedia ikan segar yang bisa dipilih sendiri oleh konsumen. Inilah salah satu inovasi Pokdarwis kampung Nila Slilir yang kelak akan menjadi destinasi Wisata budidaya Nila. 

Fokus start up kampung Nila sekarang adalah fokus pada efisiensi dan peningkatan kapasitas budidaya nila melalui Pokdakan. Ini guna mencukupi kebutuhan bibit unggul, hemat pakan, tingkat kematian ikan Bisa zero. Ikan cepat tumbuh besar dan sehat sehingga penghasilan petani bisa mencapai break event point tepat pada waktunya dan memperoleh peningkatan penghasilan yang signifikan. 

Program ini terus intens, agar tercapai panen raya dan akan terus digerakkan agar petani sejahtera. Disinilah terbentuk ekonomi kreatif masyarakat yang dibangun dari kearifan lokal warga.

Project investasi Bisnis ala Kampung Nila Slilir 
Investasi bisnis yang ditawarkan kampung Nila Slilir, Tentunya, bukan investasi bodong, janji Abal Abal hasilnya Zong, juga bukan investasi besar, dimana warga setempat akhirnya hanya jadi buruh harian. Investasi disini dimaksud sama sama untung secara adil dan syar'i.

Ada beberapa konsep yang dijalankan di kampung Nila slilir yaitu sbb:

1. Investor adalah warga lokal setempat, punya lahan dan kemauan budidaya. Mereka membeli paket komplit dari Pokdakan dan memulai budidaya di lahan masing masing. Pembinaan dan aksistensi budidaya dilakukan Pokdakan hingga panen. 

Hasil panen, terserah pada pemilik, apa dikonsumsi sendiri, dijual sendiri atau dijual melalui fasilitasi Pokdakan. Budidaya selanjutnya, terserah yang bersangkutan, pihak Pokdakan konsisten menyediakan bibit, pakan dan bantuan jika ada kendala. 

Hubungan kerjasama terus dijalankan, dan petani yang bersangkutan bisa mengembangkan usahanya dengan bergambung dalam usaha usaha yang dilakukan Pokdakan, antara lain pembuatan kolam, penyediaan pakan, penyediaan peralatan kolam, penyediaan bibit, pendampingan petani pemula dan banyak sektor lain yang akan dikembangkan.

2. Investor bekerjasama dengan pengurus Pokdakan dengan sistem bagi hasil, setelah dikurangi biaya operasional selama masa budidaya. Konsep ini hanya satu kolam saja untuk kepentingan riset data penelitian penulisan teknis budidaya nila menjadi suatu karya tulis. 

Selanjutnya, tidak bisa dilakukan karena Pokdakan tidak punya lahan dan tujuan pemberdayaan ekonomi kreatif tidak bisa dijalankan jika kerjasama dilakukan dengan pengurus, seharusnya dengan petani.

3. Investor bekerjasama dengan petani nila dengan fasilitator oleh Pokdakan, dengan sistem bergulir bagi yang berniat budidaya, punya lahan tapi tidak punya modal budidaya. Investor menyediakan dana, Pokdakan menyediakan kolam, petani melakukan budidaya hingga panen, hasil panen tsb digulirkan untuk petani selanjutnya. Setelah panen pertama, kolam menjadi milik petani yang bersangkutan. 

Progres budidaya terus berlanjut dengan sistem bagi hasil antara petani dan investor, dengan waktu yang disepakati bersama, bisa 1-2-5 atau 10 tahun, sesuai kesepakatan dengan mou tertulis berprinsip syar'i, saling menguntungkan dan tidak memberatkan kedua belah pihak. 

Dengan konsep bergulir ini, akan banyak petani baru, punya lahan tapi tidak punya modal sehingga akan tumbuh ekonomi kreatif di level masyarakat secara meluas dan berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan. Konsep ini hari Minggu, 27 Desember 2020 dirilis Bolang Kompasiana dengan petani nila terpilih dari Kampung Nila Slilir. Semoga berkah bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di kampung Nila Slilir.

***
Bagaimana pendapat saudara sekalian tentang konsep investasi bisnis berbasis kearifan lokal kampung ini? Tidak harus dengan ikan Nila, karena potensi daerah kampung itu berbeda beda. Tidak bisa dipaksakan harus dengan nila. Bisa saja dengan budidaya tanaman hias, minapadi, kerajinan, dan apapun potensi itu, bisa diangkat asalkan mampu memberikan pemberdayaan ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar. 

Di level kampung, Harus berani mengawali menjadi start up kampung berwawasan bisnis dengan kearifan lokal setempat. Banyak kampung hanya nunggu bantuan dari pemerintah baru bergerak. 

Saatnya kampung berswadaya mengangkat ekonomi kreatif dengan menarik investor hadir mensuport kampung dengan sistem syar'i yang jelas, transparan dan saling menguntungkan. Jangan pula investasi hanya menguntungkan investor, dan masyarakat setempat hanya jadi buruh harian. Itu bukan investasi pemberdayaan ekonomi kreatif. Investasi harus bisa adil sejahtera bagi kedua belah pihak.

Jangan pula hanya mengandalkan bantuan, baru bergerak, mulailah dengan swadaya, gotong royong dan guyub rukun. Ini masih di Indonesia lho. Dan itu asli budaya kita. Masak tidak bangga?

Tulisan ini semoga menjadi bahan referensi saudara saudara yang punya kapasitas berlebih dalam urusan modal. Silahkan saja jika mau investasi saham, namun ada baiknya sempatkan diri melihat geliat ekonomi kreatif masyarakat kampung di sekitarnya. Siapa tahu menjadi berkah bagi masyarakat sekitar.

Demikian, semoga menginspirasi. Salam investasi bisnis ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal masyarakat kampung. Saatnya kampung berdaya, mandiri meningkatkan kesejahteraannya.
***
Malang, 27 Desember 2020
Oleh Eko Irawan
Pegiat Kampung Nila Slilir, penulis dari Bolang Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun