Di tempat ini berbagai prosesi dan sikap perilaku diceritakan dalam bagian-bagian yang berbeda, tetapi kami tidak dapat mengamati sosok lain atau objek pengorbanan lain yang sesuai di sepanjang hiasan dinding yang terdapat di sana. Kami banyak menemukan burung-burung dan binatang buas dalam berbagai diskripsi yang saling berhubungan.Â
Di salah satu bagian terdapat sebuah pohon palem di antara dua ekor domba yang saling berdekatan, dan di sisi lain terdapat seekor babi hutan yang bentuknya sampurna, terutama sebagai benda yang menyertai pengorbanan.
 Pada jarak yang tidak terlalu jauh dari bangunan utama, katakanlah seratus yard, berdiri reruntuhan yang kelihatannya mempunyai teras yang ditinggikan hingga sekitar 20 kaki. Di salah satu sisi kita harus mendaki dengan tangga batu yang bentuknya masih baik.
 Sebelum meninggalkan Malang, kami mengambil sket dari dua patung yang diambil dari depan dan juga patung seorang laki-laki aneh dengan rambut terikat. Di Malang, kami menerima dari Tumenggung sebuah kotak kayu segi empat berisi sebuah lingam emas. Tiga bulan sebelumnya, sebuah kotak di bawah tanah ditemukan oleh seorang petani ketika menggali batu untuk digunakan sebagai tungku. Lingam itu masih dalam keadaan utuh dengan dua batu kecil berwarna merah, seperti ruby. Salah satu hilang sebelum diberikan kepada saya, sedang batu yang lain akan kami pelajari.
Demikian catatan Raffles saat mengunjungi Malang pada Tahun 1815, semoga memberi gambaran yang jelas mengenai gambaran Kondisi Malang Raya pada saat itu.
 Sumber:
 The History of Java -- Sir Thomas Raffles
 Jawa Tempo Doeloe -- James R. Rush
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H