Mohon tunggu...
Ekka Zahra Puspita Dewi
Ekka Zahra Puspita Dewi Mohon Tunggu... Guru - Educator

Don't plant anything but love

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mama Izin Mengabdi, ya Nduk

18 Juli 2022   22:48 Diperbarui: 19 Juli 2022   08:38 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Esok harinya, sebuah pesan masuk saya terima dari Mbak Firda, sesama pelamar di MAN 03 Blitar, yang kemudian kami menjadi akrab. Beliau memberikan pengumuman tentang dibutuhkannya tenaga pendidik bahasa Inggris di MI Tarbiyatussibyan, Boyolangu, Tulungagung. Sejujurnya saya cukup down dengan tidak diterimanya saya di MAN. 

Hal itu menunjukkan bahwa saya kurang belajar dan masih harus belajar lagi. Benarkah saya sedang dalam keadaan tidak baik? Jika memang benar, saya tidak boleh menjadi orang yang ceklekan. Ketika ada kesempatan, saya harus berani mengambilnya. Katanya, ketika kita jatuh, bangun lagi, jatuh, bangun lagi terus seperti itu, bukan? 

Mas suami juga mengajarkan untuk siap kalah dan siap menang dalam pertempuran, agar tidak terlalu sedih dan tidak terlalu senang secara berlebihan. Saya manut beliau. 

Beliau pun mendukung saya secara penuh untuk mendaftar di MI TarBoy sebab jarak tempuh lebih dekat dibandingkan dengan MAN 03 Blitar. Karena mendapatkan dukungan, akhirnya saya memutuskan untuk membuat lamaran, merapikan CV, menyiapkan fotocopy ijazah dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan. 

Mas meminta saya menyiapkan file, beliau yang akan mencetakkannya nanti. Saya hanya mengucapkan bismillahirrahmanirrahim. Ihtiar dan doa sudah kami jalankan, selepasnya, hasilnya adalah ketentuan-Nya.

Ketika hendak menanyakan tindak lanjut dari lamaran yang dikirimkan, saya mencoba untuk menghubungi CP. Tidak menyangka jika ternyata CP dari pendaftaran guru tersebut adalah Mbak Salisa, kakak tingkat saya di kampus. Saya masih menyimpan nomor beliau. 

Selain itu, setelah saya mencoba melihat profil MI TarBoy, di daftar nama guru juga ada nama salah satu teman vokal salawat dahulu, yakni Beb Deka. Ya Allah tidak menyangka bisa kembali untuk bersua lagi dengan beliau-beliau. 

Akhirnya setelah temu rindu lewat chat, Mbak Salisa memberikan arahan teknis untuk tes hari Sabtu, 16 Juli 2022 kemarin. Saya belum menghubungi Bu Deka karena kami lost contact.

Tiba di hari Sabtu, saya berangkat untuk tes di MI TarBoy. Sebelum berangkat, saya meminta restu dari mas suami, agar Allah memudahkan segala urusan. 

Sebab tidak ada manusia yang hebat di dunia ini. Yang ada hanya Allah yang memudahkan urusan-urusan kita. Mas memberikan arahan untuk tenang dan bersikap tawadhu. Jangan merasa rendah ketika merendah. Merendahlah sampai orang tidak bisa merendahkanmu, begitu kata Mas yang sepertinya mengambil ujaran alm. Gus Dur rahimahullah.

Tiba di sana, saya langsung berjumpa dengan Mbak Salisa. Kami bersalaman dan kemudian Mbak Salisa menunjukkan ruang tunggu di kelas 1B. Saya segera masuk. Masih ada satu orang duduk di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun