Dua tahun sudah saya memutuskan untuk off dari lembaga pendidikan. Pertimbangan keputusan tersebut adalah agar saya bisa membersamai buah hati pertama kami dengan baik. Saya mengalami morning sickness yang cukup parah ketika masuk dalam trimester pertama kehamilan.Â
Hal itu menjadi salah satu dari sekian alasan untuk berhenti dari lembaga. Pun, saya juga masih memiliki murid yang aktif belajar TOEFL untuk tes masuk PTS kelas International Management Business.Â
Oleh karena mobilitas yang saya miliki terbatas, ditambah kala itu pandemi Sar-Cov-2 sedang marak-maraknya, maka saya lebih banyak beraktivitas di rumah. Belajar juga kami lakukan via daring. Demikian juga jasa menerjemah yang saya buka juga dikerjakan di rumah.
Tidak saya sangka, jika saat ini, janin yang saya kandung telah terlahir menjadi bayi mungil yang begitu cantik. Waktu cepat sekali berlalu. Sebab bayi itu telah berusia satu setengah tahun.Â
Meski memang masih bergantung ASI kepada saya, saya dan suami akhirnya berbincang tentang izin saya mengabdi. Jujur, saya rindu untuk mengabdi, rindu bersua dengan anak-anak yang sedang belajar, rindu suasana birokrasi sekolah, dan atmosfer sekolah yang memberikan banyak kesempatan untuk belajar.Â
Meski di sisi lain, saya juga memiliki kewajiban untuk mengasuh. Namun, bukankah Mas memiliki usaha di rumah? Karena beliau tidak terikat instansi, maka Mas mengizinkan saya untuk mengabdi. Anak akan beliau ambil alih ketika saya sedang menjalankan khidmat.
Kemarin dahulu, ketika ada informasi dibutuhkannya tenaga pendidik bahasa Inggris di MAN 03 Blitar, saya meminta izin dari mas suami untuk mendaftar. Konsekuensinya, jika seandainya diterima, tentu mas akan mengambil alih pengasuhan Nduk. Dengan pertimbangan matang, beliau menyetujui.Â
Saya mempersiapkan diri sebaik sebisa saya. Malam harinya sebelum tes saya juga sudah menyiapkan RPP serta media belajar, kalau-kalau dibutuhkan. Akan tetapi, tiba di hari H, kami diberikan tes tulis yang isinya adalah kemampuan pedagogik, kemampuan linguistik, TOEFL dan terakhir essay writing.Â
Saya cukup kaget dengan tes masuk yang begitu ketat. Meski saya merasa sudah maksimal sebab beberapa tahun ini juga sedang berkutat dengan bab-bab tersebut, akan tetapi tentu hal terakhir yang bisa saya lakukan adalah berpasrah. Selain tes tulis ada juga tes wawancara yang meliputi tes bahasa Inggris dan tes wawasan umum.Â
Media pembelajaran dan RPP yang sudah saya siapkan tidak dibutuhkan. Tidak apa. Saya hanya menyiapkannya kalau-kalau ia dibutuhkan. Jika memang tidak dibutuhkan, saya tidak merugi sama sekali. Pengumuman diberikan sehari setelah ujian, dan biizinillah nama saya tidak tercantum dalam daftar nama yang diterima. Alhamdulillah.