Tahun lalu, Menurut Petugas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang bahwa volume sampah di hari pertama Ramadan bertambah signifikan (864 ton). Jumlahnya lebih besar dibandingkan hari-hari normal. Yang berarti, selama bulan puasa orang-orang makin boros.
Kebiasaan 'membalas dendam' sewaktu berbuka puasa turut andil menyumbang sampah besar tersebut. Kita sering kali membeli jajanan berbuka hingga memenuhi meja makan, yang ujung-ujungnya berakhir menjadi timbunan sampah makanan dan menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA). Ironisnya, masyarakat miskin dan tuna wisma justru kesulitan pangan.
Padahal sifat berlebih-lebihan seperti ini jauh dari esensi berpuasa. Yang seharusnya bukan cuma menahan lapar dan dahaga, melainkan nafsu dari memborong makanan dan pakaian habis-habisan.Â
Jadi, usaha kita melindungi alam dari perubahan iklim yang kian menakutkan tidak cukup menentang keberadaan industri yang merusak lingkungan. Melainkan di mulai dari kita sendiri, yuk kita ubah hal-hal kecil dan kebiasaan buruk selama bulan Ramadan lewat puasa karbon!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H