Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Hati

14 Februari 2020   14:58 Diperbarui: 15 Februari 2024   10:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar :pngtree

Bram kini tidak menatapku lagi, melainkan sudah melihat kaca depan taksi.

"Terimakasih ya Pak, membuat saya berani mengungkapkan isi hati saya yang terpendam selama sepuluh tahun ini" kata Bram

"Ya, jika memang kalian sudah sama-sama berumah tangga. Ingat pesan saya ya, tetaplah jalani peran masing-masing. Jangan sampai masalalu membuat rumah tangga kalian hancur." kata Pak supir.

Entah apa yang Bram pikirkan. Tapi apapun itu, aku ingin sekali menangis.

Mengapa harus sekarang aku baru tahu apa yang Bram rasakan. Mengapa tidak sedari dulu saat kami masih bersama.

Taksi pun memasuki halaman depan kantor pusat perusahaan tempat kami bekerja. Aku beranjak pergi ke tempat meeting, dan Bram berada di meeting yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun