"Maaf sudah membuatmu merasa tidak nyaman dengan ucapanku tadi" kata Bram.
"Sejak kapan Mas Bram bicara formal sama aku" aku mencoba mencairkan suasana.
"Ya bukankah seharusnya begitu."
"Tidak haruslah"
Bram tertawa kecil, "Aku bingung harus memulai darimana"
"Apanya?"
"Bicara denganmu...aku merasa kita semakin asing"
"Aku tidak merasa begitu"
Bram menoleh ke arahku, "Aku sadar semua harus berubah saat kau akhirnya menikah dengan Mas  Dimas"
Aku mengernyitkan dahi, "Maksudnya?"
"Ya semua hal tentang kita. Ah, mungkin aku saja dulu yang terlalu berharap dirimulah bidadariku"