Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[CerMis] Siapa Takut?

13 November 2018   14:37 Diperbarui: 13 November 2018   14:24 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

===

Kebiasaan burukku adalah suka tidur di sofa. Bukannya tidur nyaman di tempat tidur, sukanya malah tidur di ruang tamu di sofa panjang, sendirian.

Kali ini detak jam dinding terdengar begitu keras. Sampai-sampai ingin rasanya aku menyumbat telingaku agar bsa tidur dengan tenang. Mataku terpejam tapi sebenarnya aku belum tertidur pulas.

Kreekkkk...suara pintu ruang tamu terbuka.

Sosok anak kecil berlarian masuk. Aku merasakan hangat di punggungku. Seolah anak kecil itu memegang bagian punggungku. Aku berteriak kencang, namun suara di mulutku tampaknya tersumbat. Aku ketakutan. Kubuka mataku...ah ternyata pintu ruang tamu masih dalam posisi tertutup dan tadi itu hanyalah sepotong mimpi.

Setelah berdoa dalam hati aku melanjutkan tidurku. Peluh keringat di dahiku belum juga kering. Suara jam dinding makin cepat dan makin keras.

Kreekkk suara pintu ruang tamu terbuka.

Sosok anak kecil yang kujumpai di mimpi pertamaku kembali hadir. Berlarian di ruang tamu dengan tawa cekikikan. Lalu tangannya menyentuh punggungku. Terasa hangat menjalar  di tubuhku. Aku terkesiap. Berusaha bangun dari tidurku. Aku yakin ini hanya mimpi saja.

Mataku terbuka. Benar dugaanku, itu hanyalah sekelumit mimpi yang datang dua kali di malam ini. Pintu ruang tamu pun masih tertutup. Mungkin karena aku memang bandel, sekali lagi kulanjutkan tidurku. Namun mimpi yang sama menghampiriku.

Setelah menghadapi mimpi ketiga yang serupa, maka aku memutuskan pindah tidur di kamar tidur. Bergabung bersama ibu juga adikku.

===

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun