Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah untuk Hatimu (2)

31 Oktober 2018   14:15 Diperbarui: 3 Desember 2018   09:38 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rachmad memegang tangan istrinya, menciumi punggung tangannya.

"Adinda, sudikah Adinda menjadi istriku dan..." perkataan Rachmad terpotong begitu saja.

"Dan?" Farida menunggu kelanjutan perkataan suaminya dengan jantung yang berdetak tak tentu. Aneh, berada dekat dengan Rachmad Pradana selalu membuatnya seperti itu. Dirinya tak pernah merasakan debaran tertentu ketika berada dekat dengan lelaki lain. Pun dengan Hamzah, suami pertamanya, yang meninggalkannya untuk selama-lamanya. Semoga Tuhan menerima semua amal kebaikan suami pertamanya. Sesungguhnya Hamzah merupakan sosok yang sholih, suami yang sabar, dan ayah yang bertanggung jawab.

"Dan menjadi ibu dari anak-anakku" Rachmad mengatakan hal tersebut seraya tersipu malu.

"Bukankah Mas Rachmad sudah mengikrarkannya di hadapan Tuhan dua bulan yang lalu?"

"Maksud Adinda dalam ijab kabul pernikahan kita?"

Farida mengangguk, kini giliran Farida yang tampak merona di pipinya.

Rachmad menggigit bibir bawahnya pelan, "Sekali lagi. Adinda sudikah Adinda menjadi istriku dan ibu dari anak-anakku?"

Farida mengangguk mantap.

Rachmad memeluk erat istrinya, "Terimakasih Adinda. Terimakasih telah menerima lamaranku. Terimakasih telah sudi menikah denganku. Terimakasih telah menghadirkan kebahagiaan di hatiku"

"Terimakasih Mas Rachmad mau menjadi rumah untuk hatiku" balas Farida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun