Kata murobbi merupakan bentuk (shigah) al-ism fail yang mana diartikan menjadi 3 kata yaitu; pertama, kata "rabba yarbu" yang berarti "zad" dan nama (bertambah dan tumbuh) contohnya pada kalimat yang memiliki arti saya menumbuhkan. (Mandzur, Ibn, 711H : 516). Kedua, kata "rabiya yarba" yang berarti tumbuh (nasya') dan menjadi besar (tarara'a). Ketiga, kata "rabba yarubbu" yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, dan memelihara. Kata murobbi juga berasal dari kata " robba yurobbi" yang terdapat penjelasannya dalam Al Qur'an surah Al- Isra' ayat ke 24 yang artinya :
 "Wahai Tuhanku, kasihilah (sayangilah) sebagaimana ia telah menyayangiku sedari kecil".(QS. Al-Isra': 24)
Dalam bentuk kata benda, kata murobbi (rabba) ditujukan kepada Tuhan yang mana bersifat mendiidk, mengasuh, memelihara, bahkan menciptakan sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Fatihah ayat 2 yang artinya: " Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam".(QS. Al-Fatihah: 2)
Istilah murobbi sebagai pendidik bermakna luas, diantaranya:
Mendidik peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya dan potensi yang dimilikinya.
Bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak didik.
Membantu peserta didik dalam memperbaiki sikap dan tingkah laku sesuai usianya.
Memberikan kasih sayang sebagaimana semestinya.
Pendidik memiliki hak atas pertumbuhan dan perkembangan dari peserta didik. (Ramayulis dan Nizar, Samsul, 2009 : 140)
Adapun terdapat 3 tugas utama murobbi sebagai pendidik, yaitu:
Menjaga fitrah para peserta didik sesuai waktunya.