Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hubungan Usus dan Otak: Bagaimana Mikrobiota Mempengaruhi Mood dan Kesehatan Mental Kita

5 November 2024   08:25 Diperbarui: 5 November 2024   08:41 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, mungkin di masa depan, probiotik akan menjadi bagian dari pengobatan untuk masalah kesehatan mental. Bayangkan saja, minum suplemen probiotik untuk bikin mood lebih baik---lebih seru daripada sekadar minum kopi, bukan?

Dampaknya pada Kesehatan Mental

Pentingnya gut-brain axis membuka jalan bagi pendekatan yang lebih holistik dalam menjaga kesehatan mental. Kalau sebelumnya kita hanya fokus pada terapi psikologis atau obat-obatan, sekarang kita bisa mempertimbangkan pola makan dan mikrobiota usus sebagai bagian dari solusi.

Dengan menjaga keseimbangan mikrobiota usus, kita mungkin bisa mendukung suasana hati yang lebih stabil dan mengurangi risiko gangguan mental. Jadi, mulailah memberi perhatian lebih pada "teman kecil" di perut kita. 

Mungkin mereka bisa bantu kita melewati hari-hari yang penuh tekanan dengan mood yang lebih baik!

Kesimpulan

Kesehatan mental kita ternyata nggak cuma bergantung pada otak, tetapi juga pada apa yang terjadi di usus. Mikrobiota usus memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan mood dan fungsi otak kita. 

Pemahaman tentang gut-brain axis ini memberi kita cara baru untuk menjaga kesehatan mental---nggak hanya dengan terapi atau obat, tapi juga dengan pola makan yang mendukung keseimbangan mikrobiota.

Jadi, siapa sangka kalau mood kita bisa bergantung pada makhluk-makhluk kecil yang tinggal di perut? Mereka mungkin kecil, tapi pengaruhnya besar!

***

Referensi: 

https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6469458/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun