Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hubungan Usus dan Otak: Bagaimana Mikrobiota Mempengaruhi Mood dan Kesehatan Mental Kita

5 November 2024   08:25 Diperbarui: 5 November 2024   08:41 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada empat jalur utama yang memungkinkan usus dan otak untuk saling "ngobrol":

  1. Jalur Saraf: Ini melibatkan saraf vagus yang menghubungkan otak dengan usus. Mikroba di usus bisa mempengaruhi produksi neurotransmitter seperti serotonin dan GABA---senyawa kimia yang berpengaruh besar pada mood dan emosi kita.

  2. Jalur Endokrin: Jalur ini melibatkan hormon. Mikroba usus membantu mengatur hormon-hormon yang berperan dalam mood, tidur, dan nafsu makan. Misalnya, hormon galanin yang berperan dalam siklus tidur dan mood dipengaruhi oleh mikroba di usus.

  3. Jalur Humoral/Metabolik: Bakteri di usus menghasilkan metabolit seperti asam lemak rantai pendek dari makanan kita. Asam lemak rantai pendek ini bisa mempengaruhi sel otak dan bahkan bisa melintasi penghalang darah-otak untuk berinteraksi langsung dengan otak.

  4. Jalur Imun: Mikrobiota usus juga berperan dalam respons imun tubuh. Ketidakseimbangan mikrobiota bisa meningkatkan peradangan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan mental kita.

Mikrobiota dan Kondisi Mental pada Manusia

Pengaruh mikrobiota usus pada kesehatan mental nggak hanya berlaku pada tikus. Studi terbaru pada manusia menunjukkan bahwa mikrobiota kita mempengaruhi kadar serotonin, neurotransmitter yang berhubungan erat dengan suasana hati. 

Ternyata, sekitar 90% serotonin kita diproduksi di usus! Jadi, nggak heran kalau ketidakseimbangan mikrobiota di usus bisa berdampak pada mood dan emosi.

Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa orang dengan depresi cenderung memiliki permeabilitas usus yang lebih tinggi---dikenal sebagai leaky gut/kebocoran usus. Kondisi ini memungkinkan partikel dari usus masuk ke aliran darah dan memicu peradangan, yang bisa memperburuk gejala depresi.

Probiotik Sebagai "Psikobiotik"

Dengan semakin banyaknya bukti yang menunjukkan peran mikrobiota dalam kesehatan mental, para ilmuwan mulai mengembangkan probiotik khusus yang disebut "psikobiotik". 

Psikobiotik ini adalah jenis probiotik yang diyakini bisa membantu mengatasi gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.

Beberapa studi menunjukkan hasil yang menjanjikan. Misalnya, konsumsi probiotik tertentu diketahui dapat menurunkan gejala kecemasan dan depresi pada subjek penelitian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun