Mohon tunggu...
Eka D. Nuranggraini
Eka D. Nuranggraini Mohon Tunggu... -

membaca hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Laut Semakin Sunyi (Bagian 28)

1 Agustus 2016   13:32 Diperbarui: 1 Agustus 2016   13:36 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

 Badai memandangi handphone yang berada di tangan Wulan. “Simpanlah. Anggap saja sebagai kenangan dari Taufan dan aku bisa menghubungimu dengan lebih mudah.” Badai tersenyum.

 “Apa kamu akan pergi lagi?”

“Anak-anak di daerah terpencil itu lebih membutuhkanku, daripada di Kota.”

Mereka berdua terdiam, hujan rintik-rintik mulai jatuh. Suara ombak yang terbawa angin terdengar lebih keras. Wulan merasakan ketenangan dan kedamaian ketika berada disamping Badai.

***

Pameran lukisan dibuka. Kosim memamerkan seluruh lukisan Taufan atas ijin keluarganya. Pameran lukisan tersebut mendapat perhatian masyarkat dari segala kalangan, terutama anak-anak muda saat akhir pekan. Lukisan mimpi Taufan banyak menyedot perhatian pengunjung. Kosim sengaja memasangnya di tengah-tengah lukisan Baruna dan Taufan. Pengunjung menanyakan tentang tiga lukisan yang membentuk sebuah cerita itu. Kosim menjelaskannya bahwa lukisan itu tentang mimpi dan persahabatan dua orang anak muda.

“Itu kisah nyata Mas?” tanya seorang pengunjung laki-laki berseragam SMA yang datang bersama rombongan teman-temannya.

            “Ya, itu memang kisah nyata,” jawab Kosim sambil terseyum.

            “Jangan-jangan dua orang anak muda yang dimaksud Mas ini, lukisan laki-laki yang berada di kanan dan kiri lukisan-lukisan ini?” tebak teman perempuan anak laki-laki tersebut yang juga memakai seragam SMA. Kosim membenarkannya dan salah satu dari mereka adalah yang melukisnya.

            “Serius Mas?” tanya yang lainnya, tidak percaya.

            “Lukisannya saja ganteng, gimana aslinya ya? Apa bisa ketemu sama mereka?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun