“Jadi kamu anak nelayan dan tinggal di perkampungan nelayan?!” kata Papa tiba-tiba.
“Betul Pak,” jawab Wulan tegas.
“Kamu tidak kuliah?”
“Papa!” seru Taufan. Dia sudah tahu kearah mana Papa akan berbicara. “Untuk apa Papa bertanya seperti itu! Dia temanku! Dia kuliah atau tidak itu bukan urusan Papa!”
“Apa salahnya Papa tanya! Itu hal biasa. Bukan sesuatu yang tabu!”
“Tapi!..” Taufan tidak melanjutkan kata-katanya karena Wulan sudah menyahutnya.
“Iya, saya memang tidak kuliah. Saya hanya lulus SMA!” sahut Wulan.
Bayu sudah dapat membaca apa yang akan terjadi antara Papa dan Taufan selanjutnya, untuk menghindarinya dia mengajak mereka semua untuk foto bersama dan setelah itu makan bersama di sebuah rumah makan.
Taufan mengajak Wulan, namun gadis itu menolaknya. Dia harus kembali ke perkampungan nelayan karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.
“Ini acara keluargamu, Fan. Aku tidak mau merusak kebahagian mereka. Terutama papamu!.”
“Kamu keluargaku Lan! Seperti aku dan Baruna yang juga menjadi keluargamu!”