Kepala gadis itu terlepas.Â
Tak terasa air mata Juan mengalir. Entah karena ketakutan atau karena kehilangan kekasihnya. Tapi anehnya leher itu tak memancarkan darah. Tak ada darah setetespun di ranjang.Â
Saraf Juan sempat lambat memproses hal di depannya. Ia harus menelepon 112 untuk meminta bantuan polisi. Dikarenakan signal yang sulit, panggilan tersebut tak kunjung terangkat. Setelah beberapa belas menit, usahanya membuahkan hasil. Juan sangat bersyukur, segera ia jelaskan keadaannya saat ini. Namun saat akan menyebutkan alamat rumah Lana. Sebuah suara menghentikannya.
"Jangan lakukan J. Berhenti." Suara yang sangat lelaki itu kenal. Suara kekasihnya. Juan tolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
Sebuah kepala melayang dari atap rumah. Kepala kekasihnya dengan rambut yang terurai kusut. Wajahnya pucat dengan noda darah di sekitar bibirnya. Bukan hanya kepala, akan tetapi organ dalam kekasihnya ikut terjuntai melayang mengikuti kepala sang kekasih bergerak. Dari juntaian organ dalam itu, tercium bau busuk.Â
"Argghhhhhhhhh..... Mama ini apaan?" Juan merangkak keluar kamar. Tangisnya menjadi-jadi. Seumur hidup, ini adalah kali pertama ia melihat makhluk menyeramkan seperti ini.
Kepala melayang itu melesat tepat ke arah pria itu. Kini Juan dapat melihat langsung sorot mata hitam itu dari jarak beberapa centi. Juan menutup hidungnya akibat bau busuk yang tak sanggup ia tahan.
"Dasar anak nakal. Sudah aku peringatkan bukan, tidak perlu mengunjungiku. Kenapa sulit sekali berbicara denganmu." Ucap kepala Lana sambil tersenyum sinis.
Tangis Juan makin menggema di rumah itu. Kepala kekasihnya itu kini menjauhinya. Kepala itu mendekati tubuhnya. Tepat di leher, kepala itu mulai menempelkan diri. Tangan wanita itu mulai bergerak, membetulkan letak kepalanya yang sedikit miring.
Netra wanita itu kini menatap Juan dengan pandangan horor. Rambutnya sudah tak lagi kusut. Penampilan Lana saat ini sudah sangat normal. Semuanya normal kecuali bekas darah di sekitar mulutnya. Ia tolehkan kepalanya ke arah cermin. Lana usap bekas darah itu dengan tangannya. Kemudian ia bangkit mendekati lelaki itu.
"Bapa di surga, tolong anakmu ini. Lindungi anakmu ini dari gangguan setan ini." Rapal Juan. Tangannya mulai membentuk salip.