Mohon tunggu...
Ega Asnatasia Maharani
Ega Asnatasia Maharani Mohon Tunggu... Dosen - A wanderer soul

Psikolog, Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saat ini sedang menempuh studi S3 di International Islamic University Malaysia (IIUM) bidang Clinical Psychology.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Pendidikan Anak Usia Dini dan Inklusi: Sebuah Catatan Perjalanan dari United Kingdom

13 Juni 2023   08:15 Diperbarui: 13 Juni 2023   10:20 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dukungan komunitas juga menjadi pilar kekuatan yang dipelihara sangat baik di UK. Beberapa aktivitas yang melibatkan komunitas di antaranya: asosiasi orangtua, kegiatan sukarela (volunteering), penggalangan dana (fundraising), dan berbagai program mentoring. 

Lingkup kerjanya pun tidak sebatas pada urusan sekolah, namun mereka juga berperan memberikan advokasi pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang berpihak pada anak. 

Di Milestone schools, komunitas masyarakat memberikan sumbangan yang signifikan sehingga sekolah itu berkembang sangat progresif di areanya. 

Berbagai fasilitas yang ada di sekolah tersebut seperti kantin, kolam renang, area gymnastic anak dibangun dari dukungan komunitas, dikelola oleh komunitas, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan yang anak-anaknya bukan murid di sekolah tersebut.

Beberapa aspek tersebut sebenarnya bukan hal baru dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pendekatan child-centered sudah lama menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran di kelas, konsep pembelajaran berdiferensiasi yang dinaungi oleh Kurikulum Merdeka juga selaras dengan tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat setiap peserta didik. 

Namun tantangan yang masih harus dihadapi institusi pendidikan di Indonesia adalah menyediakan instruksi kemampuan eksplisit agar pendidik dapat menterjemahkan konsep-konsep itu secara kontekstual di lingkungan kerjanya. Ini meliputi kemampuan analisis, problem solving, menyusun alternatif, hingga mengevaluasi sebagai dasar upaya tindak lanjut. 

Semoga sedikit catatan ini dapat menjadi inspirasi dan katalisator pada upaya yang lebih holistik dari berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. 

Ega Asnatasia Maharani - Psikolog, Dosen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun