Konsep child-centered learning mungkin bukan hal baru di Indonesia, namun pada prakteknya kita masih perlu belajar menterjemahkan konsep itu khususnya di level pendidikan awal dan dasar yang masih banyak membutuhkan peran guru.Â
Di UK, model pembelajaran ini difasilitasi oleh pendekatan pedagogik yang khas seperti project-based learning dan inquiry-based learning.Â
Selain itu penggunaan perangkat dan sumber belajar digital juga memungkinkan fleksibilitas dan penyesuaian sehingga pembelajaran dapat disesuaikan minat anak. Pada salah satu kelas PAUD yang kami kunjungi, tidak tampak ada alur pembelajaran yang sangat terstruktur.Â
Guru memiliki perencanaan berupa alternatif kegiatan yang mereka gunakan sebagai pilihan aktivitas sehari-hari, namun pada praktiknya anak-anaklah yang berperan menentukan aktivitasnya sendiri. Ruangan kelas juga didesain untuk memudahkan mobilitas anak berpindah aktivitas dari dalam ruangan ke area luar.Â
Praktik ini cukup berbeda dengan di Indonesia dimana guru harus menyusun rencana pembelajaran yang secara rigid memasukkan unsur-unsur HOTS (high order thinking skills), STEAM (science, technology, art, mathematics), hingga TPACK (technology, pedagogy, content, knowledge).Â
Perlindungan atas keamanan dan hak anak.
Semua institusi pendidikan di Inggris memiliki kewajiban untuk memastikan kesejahteraan dan keamanan setiap anak terjaga dengan baik.Â
Hal ini dipastikan melalui serangkaian pengukuran, seperti kebijakan dan prosedur safeguarding yang diperbarui dan di-review dari waktu ke waktu, pendampingan kepada staff sekolah berupa pelatihan dalam mengenali dan melaporkan issue-issue keamanan, dan adanya pengawas yang bertugas memastikan perlindungan anak berjalan sesuai aturan.
Selain itu sekolah juga memiliki prinsip dasar bahwa setiap anak harus diperlakukan dengan penuh penghargaaan, akses yang layak ke pendidikan, dan bahwa suara mereka didengar untuk keputusan yang berpengaruh pada diri mereka.Â
Hal ini dibuktikan salah satunya pada beragam produk (buku, karya seni) yang diproduksi secara serius dari tangan anak-anak sebagai suar untuk menyuarakan issue-issue terkini seperti perubahan iklim, anti-diskriminasi, dan lingkungan berkelanjutan (sustainability environment)
Fokus pada perkembangan bahasa.Â