Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Qatar "Salah Waktu" Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022

20 November 2022   06:32 Diperbarui: 20 November 2022   06:41 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trodi Piala Dunia (Foto: AFP/YUKI IWAMURA via KOMPAS.COM) 

Qatar kala itu terpilih di tengah sorotan isu korupsi di FIFA, kegagalan Amerika Serikat dan Inggris sebagai tuan rumah yang membangkitkan kecurigaan dan kemudian terpilihnya Rusia sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018.

Sangat mudah memahami bagaimana keterpilihan mereka sebagai tuan rumah Piala Dunia tahun ini membangkitkan kemarahan Eropa dan Amerika Serikat.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, angkat suara menanggapi atas kritikan media Barat. Dia tahu bahwa pandangan orang saat ini bukan murni karena sepak bola. Semua sarat dengan kepentingan politik.

Karena itu, Infantino memilih untuk membalas kritikan terhadap FIFA dan Qatar dengan mengembalikan semua tuduhan pelanggaran HAM kepada Barat.

"Untuk apa yang telah dilakukan orang Eropa selama 3.000 tahun terakhir, kita harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum mulai memberikan pelajaran moral kepada orang-orang," katanya dikutip dari Tempo melansir pemberitaan AFP, Sabtu, 19 November 2022.

Sebagai orang berdarah Italia, Gianni Infantino mulai menampakan dirinya layaknya aktivis. Orang Barat yang mengkritik Barat atas perlakuan kejam di masa lalu. Mirip seperti apa yang dilakukan Chomsky seorang Yahudi yang sangat lantang mengkritik Israel.

Qatar seperti mendapat pembelajaran bahwa inilah harga mahal sebuah kebebasan pers dan kebebasan berbicara. Dana sebesar apapun tidak sanggup membelinya.

Mereka hanya memiliki sedikit pembela. Cara terbaik menghadapi situasi ini adalah biarkan semua berlalu. Sepak bola memiliki mekanisme sendiri untuk membuktikan siapa pemenang dan siapa yang kalah.

Jika ingin mengambil hikmah, maka Piala Dunia 2022 adalah langkah awal dalam menampakan wajah manis Qatar. 

Berita buruk tidak selamanya buruk. Mereka harus menerima kritik keras demi menunjukan bahwa mereka sangat siap tampil sebagai bagian dunia internasional. Dan satu lagi, Qatar harus lebih cerewet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun