"Teman-temanku, janganlah karena keterbatasan budget membuat kalian tak manusiawi dalam menghargai hasil kerja orang, oke? :)" tulis Randy menanggapi persyaratan tersebut.
Polemik penulis lepas
Bagi penulis, pembahasan tarif murah ini sangat bermanfaat untuk menyelesaikan sengkarut di dunia penulisan. Selama ini, tiap penulis menghadapi sudut pandang ganda dalam mengukur benefit yang mereka terima.
Pertama, ada penulis yang merasa puas tulisannya telah dimuat di website besar karena dapat dibaca banyak orang. Dibayar berapapun, bahkan gratis sekalipun, bukan persoalan serius.
Penulis-penulis ini barangkali menjadikan kegiatan menulis hanya untuk menyalurkan pendapat atau sekadar hobi. Penulis lain mungkin menganggap platform besar yang menampung tulisannya bisa dijadikan portfolio yang berguna saat mengajukan lamaran kerja. Syukur-syukur, kontribusinya bisa menjadi peluang untuk melambungkan namanya sebagai penulis besar di Indonesia.
Kedua, ada penulis yang merasa haknya diabaikan karena menilai tulisannya turut membangun keberlangsungan media tersebut. Hal ini terdengar masuk akal sebab media digital manapun jika ingin bertahan harus mengisi rutin websitenya dengan artikel.Â
Itu pun memakai aturan minimal berupa ketentuan SEO, apapun tema dari konten yang diangkat.
Artinya, semakin banyak tulisan yang dimuat di website itu, maka semakin besar peluang mendatangkan pengunjung yang berguna bagi pemilik website untuk menjualnya kepada pengiklan atau membantu mempromosikan kegiatan.
Sebagai penulis lepas, saya tentu lebih condong melihat bahwa dunia penulisan sekarang merupakan bagian dari industri.
Sebabnya, menulis sudah menjadi pekerjaan utama bagi sebagian orang. Artinya, ada dorongan ekonomi yang melatarbelakangi tujuan orang menulis dari sekadar ingin berbagi uneg-uneg. Karena itu, ada banyak sekali orang yang mengambil profesi sebagai penulis lepas.
Dengan kata lain, ekosistem dunia penulisan perlu dilihat secara sejajar sebagai hubungan kerja antara penulis dan penyedia jasa. Istilah fee, rate, bonus atau apapun penyebutannya hendaknya dipahami sebagai bentuk upah untuk mencukupi kebutuhan hidup penulis .