Dalam waktu terakhir, sebagai penulis lepas, saya juga telah menetapkan tarif 10 kali lipat lebih rendah dari biasa untuk tiap penulisan artikel website. Tidak terkirakan pula nasib nelayan Indonesia yang terbentang dari pulau Weh, Aceh, sampai ke ujung timur di Merauke.
Dengan kasus korupsi ini, apakah kepekaan itu telah terkikis dari sang menteri? Padahal Presiden Jokowi sebelumnya telah mengingatkan jajaran menterinya untuk memiliki sense of crisis.Â
Integritas yang dipertanyakan
Perbuatan korupsi bagaimanapun memperlihatkan degradasi moral, entah dalam situasi normal atau di luar masa pandemi.Â
"Seorang pria yang tidak pernah sekolah mungkin mencuri isi gerbong kereta api, tetapi dia yang mempunyai pendidikan universitas, mungkin mencuri seluruh rel kereta,"Â kata Presiden ke-26 AS Theodore Roosevelt.
Korupsi dapat dicegah selama manusia berpegang kokoh pada integritas dan moralitas. Tindakan mencuri merupakan perbuatan tercela menurut hukum pidana sampai ajaran agama.Â
Pejabat bersumpah di bawah Kitab Suci, menjunjung tinggi konstitusi dan bekerja demi kemaslahatan rakyat. Semua ini yang akhirnya bermuara pada integritas dan moral pejabat itu.Â
Sense sangat dibutuhkan untuk melepas jerat masyarakat dari pukulan pandemi. Sense itu menyangkut rasa, kepekaan. Sejauh yang kita ketahui, kepekaan memang telah lama hilang dari wajah Indonesia. Kita cukup mudah menemukan para pesohor dan artis yang tanpa rasa malau memamerkan kemewahan melalui media sosial.
Dan tabiat untuk memiliki barang mewah pun menular kepada Menteri Edhy Prabowo dan sang istri. Dia adalah pemangku kebijakan dengan kemapanan politik telah mengetahui apa yang pantas dilakukan seorang pejabat negara.
Integritas tumbang salah satunya tidak menaati perintah atasan. Secara politik, kita dapat menilai bagaimana pesan Presiden yang mengingatkan sense of crisis ternyata diabaikan oleh Edhy Prabowo.Â
Mungkinkah pengawasan yang lemah? Kenapa kebijakan yang keluar kerap menimbulkan kontroversi?