Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pemecatan STY, Pertaruhan Transisi dan Ekspektasi Suporter Timnas

6 Januari 2025   19:56 Diperbarui: 8 Januari 2025   00:49 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih STY  saat memberikan respon atas dukungan suporter Timnas di Stadion. (Dokumentasi Instagram Shin Tae Yong) 

PSSI resmi memecat Shin Tae Yong (STY) sebagai pelatih Timnas Indonesia senior, hanya beberapa hari setelah gagal membawa Timnas Garuda muda berprestasi di ajang Piala AFF 2024.

Keputusan pemecatan menurut Ketua PSSI Erick Thohir, karena penyesuaian kepemimpinan di Timnas yang bisa menerapkan strategi yang disepakati pemain. Juga komunikasi yang baik serta implementasi program yang juga lebih baik.

Dengan alasan tersebut,  STY dianggap tidak relevan lagi dengan penyesuaian dimaksud.
Namun sikap mendadak PSSI memecat STY menimbulkan tanda  tanya. Mengingat kontrak pelatih STY sendiri berakhir pada tahun 2027.

Lagi pula Timnas saat ini sedang berada di round 3 kualifikasi Piala Dunia 2026. Dimana STY masih sangat optimis untuk lolos langsung ke Piala Dunia dengan berada di peringat kedua.

Peluang ke arah tersebut terbuka lebar, melihat progres yang ada. Apalagi di laga terakhir, Timnas berhasil mengalahkan Arab Saudi yang dilatih Herve Renard dengan skor 2-0.

Kalau pun hendak diganti, lebih tepat jika STY dipastikan gagal membawa Timnas lolos ke piala dunia. Mengingat level gawean dunia tersebut lebih tinggi.

Kalau diganti hanya karena gagal di ajang piala AFF, apa kata dunia? Levelnya tidak sama bung. Lagi pula yang main adalah timnas muda, bukan timnas senior.

Juga karena alasan penyesuaian strategi, komunikasi dan program tentu bisa diperdebatkan. Karena yang dimaksud dari tiga hal itu adalah lingkup aspek, bukan target. 

Karena dengan pencapaian STY masuk round 3, indikator bahwa aspek strategi, komunikasi dan program yang diterapkan berjalan dengan baik. Kalaupun ada riak-riak di tubuh Timnas, itu bagian dari dinamika. 

Entah apa yang ada dalam benak pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, untuk buru-buru memecat STY. Dan harus ada pergantian pelatih pasca Piala AFF ?

Apakah PSSI merasa pesimis, bahwa kegagalan di Piala AFF bakal menjadi indikator, STY bakal gagal mengantar Timnas senior lolos ke piala dunia?

Kalau takaran kegagalan itu yang digunakan, tentu tidak relevan. Karena di fase grup, posisi Timnas lagi sedang tidak terpuruk di peringkat bawah. Justru harusnya PSSI bersama STY optimis untuk bisa lolos.

Kebersamaan pelatih STY, staf pelatih, pemain Timnas dan suporter di dalam Stadion. Dok Instagram Timnas Indonesia
Kebersamaan pelatih STY, staf pelatih, pemain Timnas dan suporter di dalam Stadion. Dok Instagram Timnas Indonesia

Lagi pula apa tidak rawan melakukan pergantian pelatih di saat kompetisi sedang berjalan. Dimana ada kemungkinan peluang lolos justru berganti dengan kegagalan.

Perbandingannya dapat dilihat pada pergantian pelatih Arab Saudi dari pelatih lana Roberto Mancini ke pelatih baru Herve Renard. Dimana Arab Saudi kalah melawan Indonesia yang berada di peringkat 127 FIFA.

Mengapa Arab Saudi yang langganan piala dunia bisa kalah? bisa jadi karena taktik STY  lebih unggul.  Bisa juga karena determinasi permainan pemain timnas yang tinggi. Atau karena pressure atmosfir suporter Indonesia yang begitu kuat.

Atau bisa jadi pemain Arab Saudi belum solid di bawah asuhan pelatih baru Herve Renard. Karena harus beradaptasi dengan skema dan langgam pelatih baru tersebut di tengah kompetisi.

Bukankah sebagai pelatih yang pernah mengalahkan juara dunia Argentina, Herve Renard akan mudah mengalahkan Timnas Indonesia. Terbukti, malah kalah telak dari Timnas yang diasuh oleh STY.

Jadi bukan berarti ganti pelatih, tim akan langsung bisa menang dan menang. Walau sehebat apapun pelatih tersebut. Ini kompetisi level dunia, kekompakan dan kesolidan itu yang utama. Ditambah taktik pelatih yang mumpuni.

Apakah kemenangan atas Arab Saudi ini tidak menjadi bahan evaluasi dari PSSI bahwa STY masih layak dipertahankan? Sebagaimana harapan suporter, agar STY tetap melatih Timnas.

Apakah PSSI tidak memperhitungkan resiko pergantian pelatih di tengah transisi kompetisi, sebagaimana dialami Arab Saudi? Sehebat apapun dia baik Louis Van Gaal atau Patrick Kluivert sekalipun.

Tidak dipungkiri calon pengganti STY punya pengalaman di dunia sepakbola. Namun apakah menjamin bisa membawa Timnas lolos ke piala dunia dengan sisa pertandingan di round 3. Atau melalui fase round 4 dan round 5.

Apakah bisa menjamin rangking FIFA Indonesia naik tembus peringkat 100 atau malah melorot drastis? Ingat STY sudah melakukan akselerasi rangking FIFA dari peringkat 175 ke 127. Torehan ini harus lebih baik lagi oleh pelatih baru nantinya.

Saat nontonlangsung  Timnas Indonesia berlaga. Dok Pribadi 
Saat nontonlangsung  Timnas Indonesia berlaga. Dok Pribadi 

Serta apakah pelatih baru bisa setulus STY yang mau mengajarkan passing ke pemain. Membentuk fisik agar lebih spartan, serta mengajar taktik agar paham tentang game plane saat berada di lapangan.

Sebuah ketulusan yang meresap ke dalam relung jiwa suporter Garuda dan menjadi potret ideal seorang pelatih Timnas. Tidak heran gemuruh nama STY diteriakkan suporter usai pertandingan. Baik saat menang maupun kalah.

Ini menjadi pertaruhan bagi PSSI di masa transisi pasca pergantian STY. Sebuah pertaruhan yang akan memberi dua dampak bagi PSSI dan pelatih baru nantinya.

Pertama, dampak keberhasilan bagi Timnas di berbagai level kompetisi. Terutama meloloskan Timnas ke Piala Dunia. Kedua, dampak kegagalan, dimana menjadi blunder bagi PSSI atas keputusan pemecatan STY.

Sebagai suporter, kita tentu berharap yang terbaik bagi Timnas dan persepakbolaan Indonesia. Serta tetap mendukung Timnas dalam kondisi apapun.

Namun demikian kita berharap, PSSI menjadi organisasi yang kredibel dan selaras dengan keinginan suporter. Serta organisasi yang profesional dalam membuat keputusan berdasarkan pertimbangkan yang objektif dan rasional.

Bisa jadi pengurus PSSI sudah merasa jenuh dengan kepemimpinan STY, sehingga nerasa  perlu ada penyegaran untuk pelatih senior. Atau ada alasan tertentu, dimana hanya pengurus PSSI yang  tahu.

Apapun itu yang pasti ada yang aneh. Di saat ekspektasi suporter timnas masih sangat tinggi ke STY, justru PSSI yang berbalik badan tidak sejalan dengan suporter.

Di saat dukungan suporter masih menyala, justru dukungan PSSI yang meredup ke STY. Biasanya suporter yang mendesak pelatih untuk diganti. Ini terbalik PSSI yang memecat pelatih, tanpa ada desakan suporter.

Namun apapun itu keputusan sudah diambil PSSI, saatnya merelakan STY untuk pergi. Walau rasa kehilangan terhadap sosok  yang sudah berjasa bagi kemajuan Timnas Indonesia itu, tetap ada. 

Rasa kehilangan itu mengharu biru di media sosial melalui postingan empati dan terima kasih dari berbagai kalangan, atas dedikasi STY untuk Indonesia. Mulai dari pemain Timnas, hingga suporter militan Ultras Garuda dan La Grande Indonesia. 

Sebagai suporter, kita tentu berharap yang terbaik bagi Timnas dan persepakbolaan Indonesia. Kita berharap stadion akan tetap bergemuruh, walau tanpa STY memimpin Timnas Garuda. 

Serta berharap pelatih baru bisa menjawab ekspektasi suporter Garuda. Yakni membawa Timnas senior bisa lolos ke Piala Dunia 2026, lewat kemenangan demi kemenangan.

Sebuah tantangan yang harus bisa dibuktikan oleh pelatih baru Timnas nantinya. Sekaligus bagi PSSI, bahwa keputusan memecat STY tidak keliru. 

Terima kasih untuk STY atas pencapaian, dedikasi dan kontribusi, untuk Timnas selama ini. Biarlah gemuruh stadion menjadi kenangan indah, bentuk cinta sejati suporter kepada STY. Semoga kedepan sepakbola Indonesia makin jaya dan terus berprestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun